Peringatan BMKG untuk Sulsel, Puncak Cuaca Ekstrem Akhir Februari hingga Awal Maret  

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Sulawesi Selatan telah dilanda hujan lebat disertai angin kencang sejak 13 Februari lalu. 

Akibat, sejumlah wilayah terendam banjir, khususnya di Makassar. 12 kecamatan dilaporkan terdampak dari 15 kecamatan yang ada.

Bahkan selama tiga hari berturut-turut, BMKG mengeluarkan peringatan bahwa pasang air laut pada, Rabu, (15/2/2023) setinggi 1,4 meter pada pukul 18.00-19.00 WITA.

Jika dibandingkan dengan data tanggal 13 yang hanya sampai 1,2 meter dan data 14 Februari setinggi 1,3 meter, pasang air laut hari kembali mengalami peningkatan. 

“Iya, dari legendanya terlihat dalam kategori ekstrem,” kata Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah IV, Hanafi Hamzah kepada Fajar.co.id, Rabu, (15/2/2023).

Meski demikian, saat ini BMKG menyebut Sulsel belum memasuki puncak cuaca ekstrem.

“Iya ada sedikit kenaikan. Sekarang belum puncak pasang. Nanti di fase bulan purnama dan bulan mati baru puncak pasang,” jelas Hanafi.

Diketahui, Bulan mati itu tanggal 21 Februari 2023. Sedangkan bulan Purnama 6 - 7 maret 2023. Artinya Sulsel akan mengalami puncak cuaca ekstrem di akhir Februari hingga awal Maret mendatang. 

Sementara itu, peringatan dini cuaca Sulawesi Selatan tanggal 15 Februari 2023 pkl 09:00 WITA hingga 11.00 WITA berpotensi terjadi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di Kabupaten Takalar meliputi Mappakasunggu, Mangarabombang, Galesong Selatan, Galesong Utara, Pattallassang, Sanrobone dan Galesong.

Kemudian, Kabupaten Gowa meliputi Barombong, Bontonompo Selatan dan Bajeng Barat. Kota Makassar meliputi Tamalate, dan sekitarnya.

Hal ini dapat meluas ke wilayah Kabupaten Jeneponto meliputi Bangkala, Tamalatea, Binamu, Bangkala Barat, Bontoramba dan. Turatea; Kabupaten Takalar meliputi Polombangkeng Selatan, Polombangkeng Utara; Kabupaten Gowa meliputi Bontonompo, Bajeng, Parangloe, Bontomarannu, Palangga, Somba Upu, Bungaya, Biringbulu, Pattalasang, dan Manuju; Kabupaten Maros meliputi Mandai, Maros Baru, Tanralili, Marusu, Simbang, Tompobulu, Moncongloe dan Turikale; Kota Makassar meliputi Mariso, Mamajang, Makasar, Ujung Pandang, Wajo, Bontoala, Tallo, Panakukkang, Biringkanaya, Manggala, Rappocini, Tamalanrea, dan sekitarnya.

Diketahui, berdasarkan laporan terakhir BPBD Makassar per 14 Februari sore, tercatat 2.293 jiwa mengungsi di 28 titik pengungsian. 

Mereka berasal dari 14 kelurahan di empat kecamatan yakni Manggala, Biringkanaya, Tamalate dan Rappocini. (selfi/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan