FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Muhammad Guntur Romli mengomentari Partai Ummat yang terang-terangan kampanyekan politik identitas.
Menurutnya, jika memaksakan politik identitas dan masjid sebagai kegiatan politik praktis, Partai Ummat bisa dibubarkan.
“Jangan sampai sistem demokrasi dan politik kita disusupi ‘penumpang gelap’ yang mau ‘membajak’ untuk memecah belah bangsa,” ujarnya dalam keterangan, Kamis, (16/2/2023).
Menurutnya, salah satu kelakuan kader-kader Partai Ummat, mereka mau masuk masjid-masjid dengan bendera-bendera dan simbol-simbol Partai Ummat.Dia menyebut, salah satu kebodohan kader-kader Partai Ummat adalah tidak bisa membedakan antara "Politik Identitas" dengan "Identitas Politik".
Lebih jauh kata dia, identitas politik hal yang lumrah, seperti parpol adalah identitas politik, tapi politik identitas adalah cara busuk mempolitisir isu identitas (SARA) sebagai senjata politik.
“Setiap warga memiliki identitas: nama, suku, agama dan lain-lain, tapi kalau identitas itu dijadikan sbg senjata diskriminasi dalam kontestasi politik, itulah yang disebut Politik Identitas,” ujarnya.
“Abu adalah politisi beragama Islam, Robert politisi beragama Kristen: ini identitas politik. Karena Abu politisi beragama Islam (meski dia korup misalnya) maka dia lebih baik dari Robert politisi beragama Kristen, karena masalah 'seiman' ini yang disebut memainkan Politik Identitas,” tambahnya.
Lebih jauh dia mengatakan, politik Identitas memiliki level. Dari yang level rendah, dari soal literasi politik yang buruk.