FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat media sosial, Denny Siregar menyebut, Partai Ummat secara tidak sengaja memperkuat label Anies Baswedan sebagai 'Bapak Politik Identitas' setelah mendeklarasikan mantan gubernur DKI Jakarta itu sebagai calon presiden.
"Partai Ummat ini memang sedari awal mengusung konsep radikal yang berbeda dari lainnya. Hal ini ditunjukkan secara terang-terangan saat partai lain ogah disebut sebagai partai politik identitas, Partai Ummat malah maju dan mendeklarasikan diri," kata Denny Siregar di kanal YouTube Cokro TV dikutip pada Kamis (16/2/2023).
Ia mengatakan, ini adalah sebuah branding untuk partai tersebut yang tidak hanya mengandalkan ketuanya sebagai ikon.
Menurut Denny Siregar hal itu adalah marketing cerdik agar partainya dibicarakan oleh orang-orang. Pro kontra dari sebuah partai baru menjadi sebuah keharusan agar dilirik.
Namun ujar Denny lagi, segmen market (pemasaran) yang dipilih oleh Partai Ummat adalah segmen sangat kecil.
Memang sasarannya adalah umat Islam yang mayoritas di Indonesia, tetapi ada NU dan Muhammadiyah yang memegang pangsa terbesar.
"Kelompok radikal seperti FPI dan sebagainya kalah dengan NU dan Muhammadiyah. Belum lagi partai ini harus melawan partai Islam seperti PKB, PKS, PAN dan PPP," jelasnya.
Sementara lanjut Denny, Anies Baswedan lekat dengan sebutan bapak politik identitas sejak adanya polarisasi pada pemilihan Gubernur DKI 2017 lalu.
Sejak itu, Anies dan relawannya berusaha membersihkan diri dari sebutan itu.
"Namun, langkah yang diambil Anies dengan menjadi calon presiden yang diusung oleh Partai Ummat, seolah kontra dengan apa yang dilakukannya selama ini. Anies memang begitu sih antara ucapan dan perbuatan dia itu sering gak sinkron," paparnya.