Berdasarkan data, masih ada sejumlah warga yang memilih bertahan dan menunggu air surut. Ada juga di antaranya yang tidak bisa meninggalkan rumah, karena terjebak banjir.
Sementara di lokasi pengungsian, banyak warga terlihat lesu. Mereka berharap pemerintah punya solusi bagaimana banjir tidak akan lagi terjadi ke depannya.
"Karena setiap banjir Pak, setengah mati kita. Apalagi barang-barang ta di dalam rumah banyak rusak. Ini pemerintah harusnya punya solusi untuk atasi banjir di sini," keluh salah seorang warga di lokasi pengungsian.
*Harus Tetap Waspada
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar, A Hendra Hakamuddin mengatakan, banjir masih melanda Manggala, Biringkanayya, Tamalate, dan Rappocini.
Sementara itu laporan dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) mencatat, jumlah pengungsi saat ini mencapai 923 orang dari 245 KK.
"Itu tersebar di 21 titik pengungsian di enam kelurahan dan tiga kecamatan," ujar Hendra.
Di Kecamatan Rappocini yaitu di Kelurahan Karunrung, sebelumnya jumlah pengungsi ini sempat fluktuatif. Pada Rabu, 15 Februari lalu sempat menurun di angka 320 kk, dan 1.301 jiwa dan tersebar di 18 titik ungsi.
Meski demikian, Hendra meminta agar seluruh pihak harus tetap siaga. Pun dengan tim dari Pemkot yang turun masih tetap di lapangan untuk memberikan pelayanan ke masyarakat.
Semua personel itu telah dikonsentrasikan pada titik-titik yang tersisa. Khususnya di Blok 10 dan Blok 8 Kecamatan Manggala.
Lebih lanjut kawasan ini disebut belum sepenuhnya stabil, bahkan ada kecenderungan mengalami kenaikan volume dan debit air.