FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Hujan deras kembali melanda, Kamis, 16 Februari. Ratusan rumah warga di Kelurahan Antang, terendam banjir dengan ketinggian air mencapai lebih satu meter.
Banjir menyisakan atap rumah yang terlihat dari udara. Penyebab banjir dipastikan karena intensitas hujan yang tinggi terjadi hampir seharian kemarin. Faktor lain adalah buruknya drainase yang membuat air hujan tersumbat, tidak mengalir.
Warga mengeluhkan banjir seperti ini hampir setiap tahunnya terjadi di sana. Pemukiman yang menjadi langganan banjir memberikan dampak cukup besar mulai dari penyakit hingga kerugian materil dari kerusakan barang-barang milik mereka.
Tidak ada korban jiwa dari banjir yang terjadi. Sebab sebagian besar warga lebih dahulu memilih mengungsi di lokasi terdekat yang lebih aman.
"Sejak Selasa lalu, warga saya sudah mengungsi di pengungsian ini Masjid Al-Muttaqim. Sedikitnya ada 15 KK 58 jiwa. Sebagian lain memilih mengungsi di rumah keluarganya," ujar Ketua RT di Kelurahan Antang, Fathiya Bahmid, saat ditemui di lokasi pengungsian.
Ia menambahkan, saat ini kondisi warga di pengungsian mulai terserang penyakit gatal-gatal dan membutuhkan air bersih, serta obat-obatan. Fathiya berharap pemerintah bisa secepatnya memberikan bantuan.
"Bantuan sudah berdatangan, terutama makanan. Akan tetapi sekarang kebutuhan warga lebih ke air minum bersih, sama obat-obatan seperti minyak kayu putih," terangnya.
Pantauan FAJAR di lokasi banjir, tampak air menggenang sudah sampai kepala orang dewasa. Tim SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar terus berpatroli dengan menggunakan perahu karet.
Berdasarkan data, masih ada sejumlah warga yang memilih bertahan dan menunggu air surut. Ada juga di antaranya yang tidak bisa meninggalkan rumah, karena terjebak banjir.
Sementara di lokasi pengungsian, banyak warga terlihat lesu. Mereka berharap pemerintah punya solusi bagaimana banjir tidak akan lagi terjadi ke depannya.
"Karena setiap banjir Pak, setengah mati kita. Apalagi barang-barang ta di dalam rumah banyak rusak. Ini pemerintah harusnya punya solusi untuk atasi banjir di sini," keluh salah seorang warga di lokasi pengungsian.
*Harus Tetap Waspada
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar, A Hendra Hakamuddin mengatakan, banjir masih melanda Manggala, Biringkanayya, Tamalate, dan Rappocini.
Sementara itu laporan dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) mencatat, jumlah pengungsi saat ini mencapai 923 orang dari 245 KK.
"Itu tersebar di 21 titik pengungsian di enam kelurahan dan tiga kecamatan," ujar Hendra.
Di Kecamatan Rappocini yaitu di Kelurahan Karunrung, sebelumnya jumlah pengungsi ini sempat fluktuatif. Pada Rabu, 15 Februari lalu sempat menurun di angka 320 kk, dan 1.301 jiwa dan tersebar di 18 titik ungsi.
Meski demikian, Hendra meminta agar seluruh pihak harus tetap siaga. Pun dengan tim dari Pemkot yang turun masih tetap di lapangan untuk memberikan pelayanan ke masyarakat.
Semua personel itu telah dikonsentrasikan pada titik-titik yang tersisa. Khususnya di Blok 10 dan Blok 8 Kecamatan Manggala.
Lebih lanjut kawasan ini disebut belum sepenuhnya stabil, bahkan ada kecenderungan mengalami kenaikan volume dan debit air.
Camat Manggala, Anshar memaparkan, tinggi air di blok 10 sama sekali tidak bisa dilalui kendaraan. Sedangkan kondisi di blok 8 dilaporkan mencapai ketinggian 80 cm. "Ini masih cenderung mengalami kenaikan ketinggian," terangnya,
Selain itu adapula di blok 6 yang ketinggiannya mencapai lebih 50 cm. Sedangkan jumlah pengungsi dilaporkan sudah mencapai 161 jiwa atau 44 kk.
"Untuk kebutuhan pengungsi itu adalah makanan siap saji, air minum, popok bayi dan balita, minyak telon, makanan bayi, dan susu bayi," tandasnya.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto juga telah mengeluarkan sejumlah instruksi agar seluruh OPD, camat hingga kelurahan bergerak dalam penanganan banjir ini.
"Seluruh masyarakat juga hindari di luar bangunan. Karena masih terjadi badai petir, hindari pohon (tumbang), hindari besi (arus listrik) dan jagai anak ta semua," tutur pria yang akrab disapa Danny ini. (*/fajar)