FAJAR.CO.ID, MADELLO—Kecewa dengan pelayanan yang ia dapatkan di Puskesmas Madello, Kabupaten Barru, seorang pasien bernama Hj Batari Halike memilih untuk pulang paksa. Keputusan itu diambil setelah selama dua hari dirawat ia mengaku tak pernah diperiksa dokter.
Menurut Batari, ia masuk ke puskesmas pada Rabu malam, 15 Februari 2023 dengan keluhan lambung. Karena merasa tidak mendapatkan pelayanan yang baik, ia pun memutuskan pulang pada Jumat siang.
Warga asal Takkalasi itu mengaku kecewa lantaran dokter di puskesmas itu sebenarnya ada saat ia dirawat. Hanya sang dokter tidak pernah datang untuk memeriksa dirinya.
“Tidak ada dokter yang lihat selama dua hari. Dokternya sebenarnya ada, tapi tidak pernah masuk memeriksa,” keluh Batari.
Ia mengatakan dirinya sempat diberi cairan infus dan obat serta beberapa pemeriksaan oleh perawat. “Tapi kita ingin dokter datang dan memeriksa. Makanya, saya terpaksa keluar. Untuk apa tetap tinggal kalau dokternya tidak memeriksa kita,” ketusnya.
Dihubungi terpisah melalui telepon, pada Senin, 20 Februari 2023, Kepala UPT Puskesmas Madello, dr H Amir MM mengakui kejadian itu. Menurutnya, itu hanya masalah miskomunikasi saja.
Ia menjelaskan, puskesmas memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) bahwa setiap pasien masuk melalui Instalasi Gawat Darurat (IGD). Kalau kondisinya dianggap stabil, pasien akan dibawa ke ruang perawatan rawat inap.
“jadi, pasien yang masuk lewat IGD akan dilihat kondisinya. Kalau pasien dalam kondisi stabil dan bisa dirawat inap, maka kami selaku dokter bisa instruksikan atau beri arahan ke perawat via telepon. Kalau parah, maka akan langsung dirujuk ke rumah sakit,” jelasnya.
Pada dasaranya kata dia, di Puskesmas Madello tetap selalu ada dokter yang standby. Selain itu, ia menegaskan seluruh perawat juga sudah sudah tahu apa yang harus dilakukan sesuai instruksi dari dokter.
“Kalau memang kondisi pasiennya tidak stabil, pasti akan dikunjungi oleh dokter. Sementara kalau stabil, bisa cukup dengan memberi arahan saja ke perawat,” ujarnya.
Dokter Amir juga mengatakan bahwa ia sebenarnya sudah merencanakan akan mengunjungi pasien itu pada tanggal 17 Februari. Selain itu, ia juga sudah menyuruh dokter untuk memeriksanya.
“Sebenarnya saya mau visite, tapi pada dasarnya pasien memang sudah bisa pulang. Pada intinya, pasien terus kami pantau. Jadi situasinya sama seperti di rumah sakit, tidak mungkin dokter ahli setiap saat melakukan visite,” tegasnya.
Ia pun memastikan masalah ini sudah selesai. “Mungkin pasiennya hanya kecewa. Ini hanya masalah persepsi saja. Yang jelas, pasien ini memang sudah stabil. Sudah membaik. Kami terus memantaunya selama dirawat. Dan kalau memang ada masalah, biar pun bukan waktunya pasti akan dikunjungi,” katanya.
Sang dokter sendiri mengaku tidak mempersoalkan adanya keluhan warga. “Ini (keluhan pasien) kami anggap masukan. Persoalan kepuasan seperti ini tergantung persepsi saja,” tandasnya. (amr)