FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Perhelatan Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan ke-40 yang akan digelar di Kabupaten Enrekang pada 3-5 Maret 2023 semakin dinamis.
Kabar terkini, beredar daftar bakal calon pimpinan sebanyak 65 orang yang merupakan hasil penjaringan oleh Panitia Pemilihan. Nama-nama yang dirilis adalah mereka yang diusulkan oleh Anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel periode sekarang, Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Sulsel, dan pimpinan Organisasi Otonom (Ortom) tingkat Wilayah.
65 orang bakal calon pimpinan tersebut selanjutnya akan dipilih 39 orang di forum Musyawarah Pimpinan (Musypimwil). Kemudian nama-nama 39 orang tersebut akan dipilih dalam forum Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Sulsel sebanyak 13 orang yang nantinya akan menjadi Formatur 13 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan Periode 2023 - 2028.
Profil bakal calon pimpinan Muhammadiyah berasal dari beragam pendidikan, profesi dan kompetensi. Ada sejumlah nama tokoh pendidikan, akademisi, agamawan, wirausaha, aktivis LSM, advokat. Keragaman bakal calon pimpinan ini mencerminkan proses pengkaderan di tubuh persyerikatan Muhammadiyah berjalan baik.
Dua nama mantan Rektor UIN Alauddin masuk dalam bakal calon, yaitu Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing dan Prof. Dr. H. Musyafir Pababbari. Juga mantan Rektor Unismuh Makassar Prof. Dr. Abd Rahman Rahim masuk bursa bakal calon pimpinan.
Selain itu ada juga guru besar UIN Alauddin Makassar yang juga ahli Hadits Prof. Dr. Arifuddin Ahmad dan ahli tafsir Dr. Abbas Baco Miro, LC, MA. Tidak ketinggalan penceramah kondang dan akademisi UIN Alauddin Makassar Dr. H. Usman Jasad.
Beberapa akademisi Unhas juga tercatat dalam 65 bakal calon pimpinan Muhammadiyah. Diantaranya mantan Wakil Rektor I Universitas Hasanuddin Prof. Dr. dr. Budu, Sp.M (K), mantan dekan FKM Unhas dr. Furqan Naiem, M.Sac, Phd, aktivis kemanusiaan Dr. dr. Hisbullah dan anggota Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Prof. Dr. dr. Bachtiar Murtala, Sp. Rad (K).
Bakal calon pimpinan ini juga mengakomodir tokoh aktivis Angkatan Muda Muhammadiyah seperti mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulsel dan Ketua Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (FOKAL IMM) Sulawesi Selatan H. Abdul Rachmat Noer, SE, MM, mantan Ketua Pengurus Wilayah Tapak Suci Sulawesi Selatan Dr. H. Ramli Haba, SH, MH. Juga tercatat dua mantan Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sulsel Wahriadi, ST dan Hadisaputra, S.Pd, M. Si.
Ada juga beberapa unsur Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) yang masuk dalam daftar bakal calon. Diantaranya Ketua PDM Makassar Drs. M. Nurdin Massi, M. Pd, Ketua PDM Luwu Timur, Ir. Firnandus Ali, M. Si, PDM Gowa H. Syahrir Radjab, S. Pd.
Beberapa nama kader juga mendapatkan dukungan dari peserta Musywil Muhammadiyah ke 40. Mereka antara lain Ketua Peradi Makassar Dr. H. Muh. Jamil Misbach, SH, MH, tokoh pendidikan dan budayawan Drs. Chaeruddin Hakim, M. Pd,
pengusaha tambang Ir. Yunan Yusuf Kadir.
Isu Kepempimpinan
Musywil Muhammadiyah Sulsel kali ini diwarnai dengan polemik tentang larangan rangkap jabatan dan pembatasan periodesasi pengurus dan darah segar pimpinan Muhammadiyah.
Menurut sumber Fajar.co.id yang tidak ingin disebutkan namanya, nama-nama yang beredar selama ini adalah kader yang memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Dasar Muhammadiyah. Persyaratan tersebut larangan jabatan rangkap jabatan pimpinan persyarikatan dengan amal usaha Muhammadiyah. Sekalipun ada klausul izin dari pimpinan pusat tapi sebagian peserta berharap praktik rangkap jabatan tidak terjadi lagi untuk efektivitas kepemimpinan periode mendatang.
Masalah lain yang hangat diperbincangkan adalah pembatasan periodesasi kepengurusan. Harapan warga, mereka yang sudah menjadi pengurus selama beberapa periode bahkan ada yang sudah 5 periode agar legowo memberi kesempatan kepada kader muda lainnya untuk berkiprah di kepemimpinan periode mendatang.
"Memang tidak ada larangan tapi akan lebih baik lagi jika memberi kesempatan kepada kader lainnya yang sudah saatnya tampil di PWM Sulsel," ujarnya. (sam/fajar)