FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Sistem pemilu di Indonesia belakangan ini kembali menjadi perdebatan. Itu terjadi setelah beberapa kalangan mengajukan uji materi UU Pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK), dan menginginkan perubahan pada sistem pemilu.
Perubahan yang dinginkan segelintir orang tersebut yakni dari sistem pemilu proporsional terbuka ke sistem proporsional tertutup. Meski pada kenyataan, mayoritar partai yang memiliki wakil di parlemen menolak sistem tertutup, namun isu tersebut tetap menjadi perdebatan. Apalagi, partai penguasa yakni PDIP mendorong perubahan sistem pemilu menjadi proporsional tertutup.
Mengenai hal itu, Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh mengatakan, sikap pemerintah menolak rencana sistem pemilu proporsional tertutup. Ia menyebut, pemerintah mendukung agar pelaksanaan pesta demokrasi tetap dilakukan dengan sistem proporsional terbuka.
Pernyataan ini disampaikan Surya Paloh, terkait apakah dirinya bertanya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pertemuan beberapa waktu lalu.
“Baik, mengingat sudah lama pertemuan dengan Presiden Jokowi, saya tidak menyia-nyiakan waktu. Saya tidak singgung masalah itu, karena sikap pemerintah sudah jelas, memberikan apresiasi terhada (pemilu) proporsional terbuka. Kalau tertutup, baru saya tanya,” kata Surya Paloh di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta, Rabu (22/2).
Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan, sistem pemilu proporsional terbuka adalah yang terbaik. Menurut AHY, jika Indonesia kembali menerapkan proporsional tertutup mengalami kemunduran demokrasi.