Kekayaan Fantastis Pejabat DJP Terungkap Usai Anaknya Berkasus, Ardi Wirdamulia: Sudah Berulang Kali Saya Nyinyirin

  • Bagikan
Warganet di linimasa Twitter menyoroti gaya hidup mewah tersangka penganiayaan tersebut yang merupakan anak salah seorang pejabat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Selatan.

FAJAR.CO.ID -- Peristiwa penganiayaan yang dilakukan oleh anak pejabat eselon III Direktorat Jenderal Pajak (DJP) kini makin ramai dibahas warganet.

Terlebih ketika pelaku penganiayaan itu viral memamerkan barang mewahnya. Usut punya usut, ternyata kekayaan pejabat eselon III yang kini dipromosikan ke eselon II tersebut mencapai angka Rp56 miliar.

Terkait hal itu, salah seorang petinggi Partai Demokrat, Ardi Wirdamulia, mengungkap bahwa sejak dulu dia telah menyorot kinerja DJP. Menurutnya, kinerja lembaga itu cenderung menurun tetapi kekayaan pejabatnya meningkat tajam. Penjelasan Ardi kemudian ditulis melalui utas di akun twitternya, @awemany. Berikut isinya:

Indonesia. Kemarahan publik ini lebih sering didorong dengan sesuatu yg kasus anekdotal dibanding hard data. Saya itu sudah berulang kali nyinyirin kinerja DJP. Tapi ya dianggap sebagai politickingnya oposisi. Ngga bikin orang terbuka mata.

Begitu ada kasus anak di bawah umur dipukulin oleh putra pejabat DJP, baru terbuka mata. Eselon 2 DJP aja punya duit 56 M. Rubicon & Harley. Udah gaji sultan, dikasih insentif tinggi ya kinerjanya tetap ngga ngangkat. Tax/PDB rationya ya masih segitu" aja. 10% an.

Tahun 2022 itu bangga banget dengan pendapatan pajak yg melewati target. Ngasih bonus pegawai sampai ratus juta buat pejabatnya. Lha? Wong tambahan pendapatan itu datang dari kenaikan PPN dari 10% ke 11% dan pertumbuhan. Bukan karena rajin buat nambah basis pembayar pajak.

PPN Indonesia tahun 2021 itu 551.9 T. Di tahun ini PPNnya naik jadi 680.7 T. Kayaknya hebat. Naik 23%. Padahal kenaikan 128.8.T itu asalnya dari kenaikan rate PPN dari dari 10% ke 11% sebesar 55.2 T
dan growth ekonomi yg 5.3% sebesar 73.6 T. Beneran hebat?

Untuk informasi, pertambahan PDB kita selama 2021-2022 adalah 2.558 T. Dari tambahan PDB sebesar itu, DJP cuma mampu nambah 73.6 T dari PPN yg udah dinaikin jadi 11%. Ngga nyampe 3% nya. Kontribusi PPN dari total pajak di tahun 2021 35.6%. Kontribusi di 2022 35.3%. Malah turun.

Dan itulah kinerja DJP yg digadang sebagai hebat tak terkira untuk dapat bonus ratusan juta. Kesel ngga? Tapi ya akhirnya kita lebih kesal saat anak pegawainya petantang-petenteng mukulin anak orang. Indonesia. (sam/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan