FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Bidang Penggalangan Strategis, Erwin Aksa menjadi salah satu calon kuat pengganti Zainudin Amali di posisi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
Selain Erwin, muncul pula nama Lodewijk Freidrich Paulus, Wakil Ketua DPR RI sekaligus menjabat Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar.
Kandidat Menpora baru lainnya dari Golkar yang ramai dibicarakan adalah Ace Hasan Syadzily.
Nama Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI ini mulai digunjing beberapa pejabat teras Golkar sebagai kader potensial untuk mengisi jabatan Menpora.
Pengamat Politik, Arif Wicaksono menilai dari ketiga kader terbaik Golkar tersebut, Erwin Aksa yang paling layak menggantikan Zainudin Amali sebagai Menpora.
Alasannya, Erwin dianggap lebih punya kemampuan manajerial dengan jejak rekam prima baik sebagai pengusaha, politikus, hingga di bidang olahraga.
"Erwin Aksa itu sekaliber Sandiaga Uno dan Erick Thohir. Bahkan mungkin dalam hal yang lain, lebih mumpuni dari mereka," ujar Arif kepada fajar.co.id, Rabu (22/2/2023).
Tetapi, tentunya hal tersebut seharusnya sudah dikalkulasi oleh Partai Golkar, mengingat posisi Erwin adalah Waketum Bidang Penggalangan. Sebuah posisi yang juga sangat strategis bagi Golkar dan bagi Erwin kedepannya.
"Dibanding kedua nama calon kuat itu, Erwin sebenarnya lebih punya kemampuan manajerial sebagai pengusaha, sekaligus sebagai calon menteri," tuturnya.
Tapi, lanjut Arif, Jokowi jelang akhir masa jabatan mungkin tidak butuh menteri yang mengerti aspek manajerial dalam kementerian yang akan dipimpin kelak.
Lebih jauh ungkap Arif, jika dilihat dari sudut pandang politis, gonjang-ganjing politik di kabinet Jokowi bisa jadi akan sangat mempengaruhi keputusan Erwin Aksa jika tawaran itu datang kepadanya.
"Berkaca dari hal itu, Erwin sebagai kader Golkar, partai yang notabene masih berkeras mencalonkan Airlangga sebagai capres KIB, mungkin akan mempertimbangkan tawaran menjadi pengganti Zainudin Amali," nilainya.
Saat ditanya terkait pengaruh kader Golkar dalam kabinet terhadap tingkat elektoral partai maupun bakal capres Airlangga Hartarto, Arif lantas geleng-geleng.
"Masuknya siapapun elit partai politik di kabinet Jokowi saat ini, akan relatif tidak punya pengaruh terhadap elektoral terhadap Golkar dan Capres Airlangga. Hal itu kemungkinan hanya berpengaruh terhadap bangunan koalisi partai politik yang ada saat ini," papar Arif.
"Jika diberi restu dan kesempatan oleh Airlangga, tentu saja sebagai warga Sulsel kita patut berbangga, ada anak muda kita yang masuk kabinet," kuncinya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan apapun dari Erwin Aksa soal namanya digadang-gadang sebagai kandidat kuat Menpora baru.
Diketahui, Erwin Aksa merupakan pengusaha nasional kelahiran Makassar, 7 Desember 1975. Komisaris Utama Bosowa Group tersebut sudah malang melintang mengurusi organisasi olahraga.
Erwin pernah aktif mengurus klub sepakbola PSM Makassar. Di usianya yang masih sangat muda kala itu, Erwin menjadi Manajer PSM Makassar dengan torehan berbagai prestasi gemilang.
Selain itu Erwin juga pernah menjadi Ketua Pertina Sulsel dan ernah menjadi pengurus Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin).
Erwin juga dikenal sebagai organisatoris matang yang bertangan dingin.
Ia pernah menjadi Ketua Umum BPP HIPMI periode 2008-2011 dan pernah menjadi Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Konstruksi dan Infrastuktur periode 2015-2020.
Jebolan University of Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat Jurusan Ekonomi pada tahun 1997 itu mulai bergabung dengan perusahaan Bosowa yang dimiliki oleh Ayahnya, Aksa Mahmud.
Pada tahun 2006, Erwin diangkat menjadi Direktur Utama Bosowa Group dan sekarang menjadi Komisaris Utama Bosowa Group. (dra/fajar)