Fithra memprediksi ekonomi Indonesia masih tetap dapat tumbuh positif di tahun 2023 dalam rentang antara 4,9%-5,1%.
“Sebenarnya kita sudah relatif solid pertumbuhan ekonomi kita 5,3% di 2022 dan sepertinya di 2023 menurut forecast kami itu juga masih bisa di atas 5%, jadi rentangnya antara 4,9 sampai 5,1% meskipun lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2022 tetapi ini jelas masih lumayanlah di tengah tekanan eksternal,” ucapnya.
Menurut Fithra kebijakan ekonomi Indonesia sudah tepat, hanya saja perlu menggenjot sektor lainnya seperti sektor industri, tidak hanya bergantung terhadap tingkat konsumsi rumah tangga.
“Dalam konteks ini kita juga sebenarnya sudah on the track tetapi kita butuh push yang lebih besar lagi supaya memang ada variabel-variabel lain selain konsumsi yang selama ini sangat kita andalkan untuk bisa meleverage ekonomi kita ke depan itu. Jadi sebenarnya lebih ke aspek yang menengah dan panjang tidak hanya di tahun 2023,” jelas Fithra.
Selain itu, mengantisipasi dampak resesi global, Fithra juga mengingatkan pemerintah untuk menyiapkan skema insentif bagi industri dan bantalan sosial bagi masyarakat demi menjaga pertumbuhan ekonomi.
Dan yang tidak kalah penting kata Fithra menjaga agar kelompok menengah ke atas tetap mau berbelanja mengeluarkan uangnya untuk belanja maupun berinvestasi.
“Nah untuk antisipasi gejolak di tahun 2023 ya kita harus menyiapkan bantalan biar bagaimanapun sesolid apapun perekonomian kita tentunya tidak akan bisa terlepas dari pengaruh eksternal nah itu yang harus kita antisipasi dari awal,” ucapnya.