“Entah itu untuk memberikan insentif-insensitif industrial maupun untuk menjaga kaum rentan miskin dengan bantuan sosial dan seterusnya dan juga untuk menjaga kemampuan spending bagi kelompok menengah ke atas,” terangnya Fithra.
Sebelumnya, menurut Menteri Investasi Bahlil Lahadalia pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan yang terbaik apabila dibandingkan dengan negara-negara yang tergabung dalam G20.
"Kemarin waktu kita mendengar data BPS di kuartal keempat, alhamdulillah pertumbuhan ekonomi kita 5,31% dan ini adalah salah satu pertumbuhan ekonomi terbaik di antara negara-negara G20," ujarnya
Bahlil menjelaskan bahwa di antara negara-negara G20, Arab Saudi juga mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi sekitar 8,7%, disusul Spanyol sekitar 5,5%. Kemudian baru Indonesia dengan capaian 5,3%.
Dia menuturkan, capaian pertumbuhan ekonomi yang positif juga tidak terlepas dari peran investasi. Di mana dalam catatan Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi sepanjang 2022 mencapai Rp1.207,2 triliun dengan tambahan investasi di sektor UMKM sebesar Rp318 triliun dengan penciptaan lapangan kerja hingga mencapai 1,3 juta orang.
"Kontribusi (investasi) terhadap pertumbuhan ekonomi itu hampir 30%. Ini menurut saya luar biasa sekali. Saya senang dan tidak hanya, itu distribusi lapangan pekerjaan dari sektor UMKM kita tinggi. Maka itu konsumsi itu masih tetap di angka 51% -52%," pungkasnya. (zak/fajar)