Sementara itu, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menegaskan bahwa negaranya harus menang. ”Jika Rusia menghentikan operasi militer, khususnya tanpa kemenangan, ia akan menghilang dan hancur berkeping-keping,” bunyi unggahan Telegram Medvedev kemarin.
Di pihak lain, lanjut Medvedev, jika AS menghentikan suplai senjata ke Kiev, perang bakal berakhir. Komentar Medvedev tersebut dilontarkan untuk menanggapi pidato Presiden AS Joe Biden di Polandia pada Selasa (22/2). Saat itu Biden menyatakan, jika Rusia berhenti menginvasi Ukraina, perang akan berakhir. Tapi, jika Ukraina berhenti membela dirinya dari Rusia, hal tersebut akan jadi akhir dari Rusia.
Menurut Medvedev, pernyataan Biden adalah kebohongan halus. Tujuan utama AS sejatinya memastikan Rusia mengalami kekalahan strategis. Dia mempertanyakan mengapa AS mengurusi negara lain. Padahal, negaranya sendiri penuh dengan masalah.
Medvedev menyatakan, penduduk Rusia tidak perlu memercayai pemimpin AS. Negeri Paman Sam tersebut melancarkan perang paling banyak di abad ke-20 dan ke-21, tapi kini mengkritik Rusia. ”Jika AS menginginkan kekalahan Rusia, kita berada di ambang konflik dunia. Jika AS ingin mengalahkan Rusia, kami berhak membela diri dengan senjata apa pun, termasuk nuklir.” (jpg/fajar)