FAJAR.CO.ID, ANKARA -- Pascagempa dahsyat di Turki, total ada 612 orang terancam masuk penjara. Kini, mereka tengah diinvestigasi tentang ambruknya bangunan akibat gempa 7,8 magnitudo pada 6 Februari lalu.
Bahkan, 184 orang di antaranya sudah berstatus tersangka dan ditahan. Mereka terdiri atas kontraktor konstruksi serta pemilik dan manajer properti.
’’Penemuan bukti-bukti di gedung (yang ambruk) terus dilakukan untuk dijadikan dasar penyelidikan kriminal,’’ ujar Menteri Kehakiman Turki Bekir Bozdag seperti dilansir BBC.
Penyelidikan tidak pandang bulu. Wali Kota Distrik Nurdagi, Provinsi Gaziantep, Okkes Kavak termasuk salah seorang yang ditahan. Padahal, dia merupakan anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang digawangi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Versi surat kabar Cumhuriyet, Kavak dinyatakan gagal memastikan inspeksi konstruksi bangunan di wilayahnya.
Total ada lebih dari 173 ribu bangunan yang ambruk maupun rusak parah di Turki ketika gempa terjadi. Kejadian itu membuat banyak pihak mempertanyakan kelayakan struktur bangunan tersebut. Para ahli mengatakan banyak bangunan yang roboh dibangun dengan metode dan bahan berkualitas rendah. Tidak sesuai standar pemerintah. Imbas dari gempa itu, lebih dari 50 ribu orang harus kehilangan nyawa di Turki dan Syria.
Sejatinya, sudah beberapa tahun para ahli memperingatkan bahwa korupsi dan beberapa kebijakan pemerintah bakal membuat konstruksi bangunan baru menjadi tidak aman. Partai oposisi menuduh pemerintahan Erdogan gagal menegakkan peraturan tentang bangunan.