Anies Baswedan menyampaikan kisah hidupnya saat berkuliah di Amerika Serikat. Saat itu merupakan masa paling sulit hidupnya.
Menurutnya apa yang dilaluinya di sana merupakan tantangan yang berlangsung lama.
"Masa saya kuliah di Amerika kenapa kenapa kan itu tidak selesai dalam kan ada kesulitan yang tantangan itu selesai dalam 1 minggu 2 minggu ini bertahun-tahun," kata Anies dikutip dari Instagram Anies Baswedan.
Meski mendapatkan beasiswa dari lembaga Fullbright, nyatanya hal itu tidak cukup untuk membiayai keluarganya. Pasalnya beasiswa itu hanya untuk membiayai satu orang.
"Selesai saya Master saya lanjutkan PhD itu biasanya dari universitas dan beasiswa universitas untuk satu orang," sambungnya.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengungkap harus hidup hemat bersama istri dan anaknya dan mencari penghasilan lain. Anies menyebut saat itu dirinya kerja ektra.
"Jadi plada masa itu saya harus kerja ekstra untuk mendapatkan yang cukup," lanjutnya.
Anies pernah berjualan online, pernah membeli barang-barang bekas yang kemudian diperbaiki dan dijual kembali.
"Pernah beli mesin cuci, pernah beli kasur kemudian resale dijual lagi rapikan. Mesin cucinya tuh, tapi kan dibersihin bagus betul betul, difoto lagi dijual," jelasnya.
Tidak hanya itu, Anies bahkan pernah melakukan pekerjaan yang cukup unik. Disaat orang lain tidak ada yang menginginkan pekerjaan itu, Anies memilih maju.
Ada pun pekerjaannya adalah memberi makan ulat. Dia diajak oleh temannya yang bekerja di bidang biologi.
"Ada teman saya bidangnya biologi. Saya tanya saya lagi cari extra income, kalau ada pekerjaan I'll do it," katanya.
"Pekerjaannya kasih makan caterpillar, merawat caterpilar. Jadi tugas saya ambil pupnya caterpilar, kemudian ambil daunnya kemudian ganti yang baru," ungkapnya.
Anies menyebut hal itu merupakan masa-masa yang berat. Menurutnya masa berat dan masa sulit adalah dua hal yang berbeda.
"Nah, itu adalah masa yang hari ini enak diceritakan. Tapi, itu adalah masa berat bukan masa sulit," pungkasnya. (Elva/Fajar)