FAJAR.CO.ID, MAKASSAR--Partai Amanat Nasional (PAN) memberi sinyal dukungan paket Ganjar Pranowo-Erick Thohir pada Pilpres 2024. Peluang paket ini dinilai sangat besar.
Jika terbentuk, pasangan dua figur ini akan kuat. Memang, hingga saat ini Ganjar belum punya kendaraan. Belum ada partai yang mendeklarasikannya untuk diusung secara resmi, sehingga Anies Baswedan masih unggul dalam hal pencalonan.
Jika Ganjar diusung PAN yang merupakan anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), dan berpasangan dengan Erick, duet ini bisa menjadi lawan ketat bagi Anies dari Koalisi Perubahan.
"Bahkan bisa melampaui elektabilitas Anies begitu sudah diusung," kata analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Ali Armunanto, Senin, 27 Februari.
Apalagi Erick adalah tokoh yang popularitasnya sangat tinggi saat ini dan di luar ia punya jaringan kuat. Juga punya jaringan pemodal di belakangnya.
"Jadi pasti sangat berbahaya jika berpaket karena parpol dan kapital permodalan tidak akan menjadi masalah jika mereka berpasangan," kata Ali.
Di samping itu, dalam survei, Menteri BUMN juga menjadi sosok yang paling diminati milenial.
Di mana potensi pemilih milenial sangat besar. Kemungkinan besar paket ini akan menghasilkan koalisi besar. Khusunya Koalisi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan PDIP.
"Apalagi, Erick memiliki kemampuan negosiasi yang sangat luar biasa dan relasi sangat luas. Dan kepiawaiannya itu bisa bermanfaat dalam renegosiasi komposisi dengan Ganjar dalam berpaket," katanya.
Paling Mungkin
Duet Ganjar-Erick memang paling memungkinkan mendapat dukungan Presiden Jokowi. Sejauh ini Ganjar-Erick dan juga Prabowo, yang selalu mendapat mention istana terkait Pilpres 2024.
"Keduanya pun telah bekerja menyukseskan kerja-kerja politik Jokowi dan kerabatnya," ujar A Luhur Prianto, analis politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
Dari sisi positioning, pasangan Ganjar-Erick berada di segmen pemilih nasionalis. Nilai plus juga bagi Erick karena telah didapuk sebagai kader Banser Nahdlatul Ulama (NU).
Sehingga kalau mampu memobilisasi dukungan pemilih NU, Erick akan menjadi pasangan dengan basis nasionalis-Islam moderat. Posisi politik ideologis yang selama ini ditempati Jokowi-Ma'ruf Amin.
Meskipun demikian, tantangan terbesarnya jika mereka tidak didukung PDIP. Apalagi, jika PDIP mengusung pasangan calon lain, maka terjadi fragmentasi dukungan di kubu nasionalis.
Ada pun dukungan dari partai semacam PAN dan partai lain di KIB, sifatnya sangat pragmatis-transaksional. Tetapi, dengan perilaku elite partainya yang dikendalikan istana, maka PAN dan partai di KIB-lah yang paling memungkinkan mengusung Ganjar-Erick.
Meskipun efek ekor jas dukungan pasangan capres-cawapres belum pasti juga direbut PAN dan partai di KIB. Sebagai referensi, pada masa Gubernur Ganjar, hasil Pemilu 2019 menghilangkan semua kursi DPR RI dari PAN di Jawa Tengah.(mum/zuk/fajar)