FAJAR.CO.ID, MAKASSAR- Geopark Maros-Pangkep berpotensi menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Kawasan ini dinilai bisa menjadi daya tarik investor.
Apalagi statusnya sudah terdaftar di UNESCO, label ini menjadi daya tarik tersendiri. Syarat menjadi KEK harus memiliki Amenitas, Atraksi, dan Aksesibilitas cukup baik.
Ketiganya dimiliki oleh Maros, aksesnya mudah lantaran memiliki bandar udara berstandar internasional.
Sedangkan amenitas, merupakan sarana akomodasi untuk menginap, termasuk restoran atau warung untuk makan dan minum. Fasilitas ini juga tersedia di Maros.
Sementara atraksi, destinasi yang membuat wisatawan tertarik datang. Daya tariknya tentu kawasan karst.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, mengatakan Geopark Maros-Pangkep punya kemiripan dengan Geopark Ciletuh, di Sukabumi. Daerah ini berdampingan dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido.
"Geopark Maros ini sangat berpeluang," tutur Sandiaga di acara East Indonesia Tourism dan Investment Summit 2023 di Hotel Claro Makassar, Jumat, 3 Maret.
Menurut Sandiaga, keunggulan Geopark Maros-Pangkep adalah terdaftar di di UNESCO. Label ini diyakini menjadikan geopark itu mendunia sehingga berpeluang dilirik investor.
"Geopark ini akan diresmikan langsung oleh UNESCO di bulan April atau Mei," tuturnya.
Keuntungan jika kawasan wisata masuk KEK adalah, bisa membuka lapangan kerja. Sebab KEK bisa menyerap investasi besar untuk pengembangannya. Luas lahannya itu dibutuhkan 500 hingga 1.000 hektare.
Pria yang karib disapa Sandi itu menyebut di KTI sudah ada tiga kawasan wisata masuk destinasi super prioritas. Sudah ada di Kupang, Mandalika, dan Morotai.
Pihaknya sangat mendukung jika ada kawasan di Sulsel yang diajukan pemerintah daerah maupun investor sebagai kawasan ekonomi khusus.
"Sehingga nanti masyarakat merasakan sebagai pemain bukan sebagai penonton, mereka akan merasakan peningkatan kesejahteraan dan ekonomi," harapnya.
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengungkapkan, East Indonesia Tourism dan Investment Summit diharapkan sebagai starting pengembangan pariwisata Sulsel.
"Mudah-mudahan kita ingin menjadi awal karena ini adalah pencanangan pertama," ucapnya.
Kepala Dinas PM-PTSP Sulsel Sulkaf Latief membeberkan, sistem perizinan di Sulsel sudah sangat friendly. Pihaknya hanya bertugas untuk memperlancar proses investasi saja.
"Tinggal pengusahanya bicara sektornya. Kalau bilang sektor itu, oke kita percepat, itu aja," tandasnya. (*/fajar)