FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kembali angkat bicara soal sistem proporsional terbuka yang saat ini tengah digugat di Mahkamah Konstitusi.
Diketahui, PDIP satu-satunya partai yang mendukung sistem proporsional tertutup.
Hasto mengatakan, soal proporsional tertutup, PDIP berbicara kepentingan bangsa dan negara.
Menurutnya, untuk menjadi legislatif, figur tersebut harus memiliki fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan.
Dia menegaskan, seluruh anggota dewan memiliki komitmen masalah rakyat melalui putusan politik, tapi juga membangun desain untuk masa depan.
Dia menyindir adanya anggota dewan yang hanya fokus membangun citra diri. Misalnya ketika pergi meninjau sebuah bencana lebih mengutamakan publikasinya.
“Bagaiamana anggota dewan basisnya hanya popularitas. Kalau ke mana-mana modalnya membawa kamera dan mengabadikan kegiatannya tapi melupakan substansinya. Sehingga politik lebih ditampilkan sebagai bentuk meningkatkan popularitas semata dengan berbagai cara, sehingga misalnya terjadi bencana semuanya datang untuk menunjukkan dia telah berbuat, tetapi tidak mencari akar pemasalahan penanganan di dalam gempa tersebut. Ini sebagai contoh,” jelasnya.
Lebih jauh kata dia, demokrasi elektoral yang berdasarkan proporsional terbuka, akan lebih tinggi basisnya secara individu.
Padahal kata dia, dalan partai politik itu tak terlepas dari gotong royong. Dia juga menyebut potensi nepotisme dalam proporsional terbuka.
“Dimana suatu partai hanya untuk mendapatkan kursi, para keluarga pejabat, kemudian mereka-mereka yang populer tapi melupakan proses kaderisasi di internal partainya. Padahal tugas partai sangat penting bagi masa depan. Itulah yang disikapi,” ungkapnya.