FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Makassar, kian marak jelang momen Ramadan. Selain masif, penertiban juga harus tegas.
Pengemis dan badut jalanan misalnya, masih terlihat ramai di sejumlah lampu merah. Padahal, mereka belum lama ini ditertibkan oleh Dinas Sosial (Dissos) Makassar.
Sejak awal Januari, penertiban yang dilakukan hingga saat ini mencapai 49 orang. Dengan rincian, 29 orang anak jalanan (anjal), lima orang gelandangan pengemis (gepeng), tujuh orang lansia telantar, empat orang warga telantar, dua orang manusia silver, dan satu ODGJ (orang dengan gangguan jiwa). Mereka adalah para PMKS yang cukup meresahkan jika terus dibiarkan.
"Ini (penertiban) kita masifkan. Kita jalan terus tiap hari untuk menjaring mereka," kata Plt Kepala Dinas Sosial Makassar, Armin Paera, Senin, 6 Maret.
Bahkan, mereka juga main kucing-kucingan. Saat tak ada petugas, jumlah mereka bertambah banyak. Tidak jarang bikin macet lalu lintas. Keberadaan mereka diyakini terkoodinir dengan baik. Buktinya, petugas kewalahan menertibkan mereka.
"Jadi mereka (PMKS) ini tahu kalau mobil kita ke luar (menjaring)," sambungnya.
Armin mengaku pihaknya juga sudah menyita 80 kostum badut dari para PMKS sejak penjaringan tahun lalu. Penjajakan terkait asal kostum ini sudah dilakukan. Selain ada pemasok kostum, ada juga pengiriman secara daring oleh oknum yang memotori hal ini.
"Pengadaan kostum juga dan peralatannya ini sebenarnya terlalu gampang. Mereka beli via online, sudah bisa dapat," ucap Armin.
Speaker yang mereka gunakan juga telah disita oleh tim reaksi cepat (TRC) Saribattang. Namun tetap saja mereka kembali mangkal di jalanan keesokan harinya.
Plt Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Suhartini mengatakan, penjaringan ini akan terus dimasifkan jelang Ramadan.
Tak hanya terhadap PMKS. Juga terhadap penyandang masalah sosial lainnya seperti Pekerja Seks Komersial (PSK). "Jadi akan dimasifkan semua," singkatnya.
Ia berharap masyarat ikut bekerja sama menertibkan keberadaan PMKS. Dengan tidak memberikan uang untuk mereka. Sebab saat Ramadan, kecenderungan orang-orang untuk bersedekah cukup tinggi.
Ia menambahkan, bagi masyarakat yang ingin bersedekah lebih baik menyalurkan uang-uangnya ke badan amal ataupun masjid.
"Yang jelas kita juga akan masifkan sosialisasi kepada masyarakat. Kita minta kerja sama mereka," tandasnya. (*/fajar)