Erupsi Gunung Merapi, Awan Panas Meluncur hingga 54 Kali

  • Bagikan
Ilustrasi-- Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan awan panas guguran.(ANTARA/HO/BPPTKG)

FAJAR.CO.ID, JOGJAKARTA -- Erupsi Gunung Merapi di Jogjakarta dalam dua hari terakhir cukup intens. BPPTKG Jogjakarta mencatat sudah 54 kali erupsi awan panas selama dua hari.

Data ini merupakan akumulasi hingga 15.30, Minggu (12/3). Seluruhnya meluncur ke arah Barat Daya atau Kali Bebeng.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menyebut awan panas guguran berasal dari Kubah Lava sisi Barat Daya. Untuk jarak luncur bervariatif dengan maksimal 4 kilometer. Meski belum menjangkau hunian, namun Agus meminta masyarakat tetap waspada.

“Sudah terjadi 54 kali erupsi awan panas guguran, sampai hari ini hingga pukul 15.30 WIB. Semua kejadian awan panas guguran ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak,” jelasnya dalam keterangan terbarui melalui Zoom, Minggu (12/3).

Dampak dari erupsi ini adalah munculnya hujan abu. Merupakan material dari awan panas guguran yang terbang terbawa angin. Dari data, arah hujan abu dominan ke arah Barat dan Barat Laut.

“Paling jauh terjadi hujan abu tipis di Kali Bening Banjarnegara dengan jarak 96 kilometer,” katanya.

Agus menuturkan aktivitas tertinggi terjadi selama Sabtu (11/3). Berupa tingginya intensitas awan panas guguran dari Gunung Merapi. Sementara untuk hari kedua cenderung menurun meski tetap terjadi luncuran.

Berdasarkan data terbaru, arah luncuran terjauh adalah 3,7 kilometer. Ujung awan panas guguran berada di hulu Kali Bebeng. Pemantauan ini menggunakan pesawat nirawak atau drone.

“Bekas kejadian awan panas terjauh terjadi kemarin yaitu terjadi di hulu Kali Bebeng dengan jarak sekitar 3,7 kilometer, kemarin kami perkirakan 4 kilometer. Dari data drone pagi tadi atau jarak dipermukaan mencapai 4 kilometer, jarak peta ternyata 3,7 kilometer,” ujarnya.

Berdasarkan kejadian ini, BPPTKG tetap mempertahankan status Siaga. Pertimbangannya adalah rekomendasi bahaya yang masih relevan dengan kejadian erupsi. Selain itu jangkauan awan panas guguran belum mencapai hunian warga.

Selain itu adapula rekomendasi zona aman. Warga dilarang mendekat dalam radius tertentu. Acuannya adalah luncuran awan panas guguran sejauh 7 kilometer untuk sungai Krasak di Barat Daya. Lalu jarak luncur 5 kilometer untuk arah yang sama selain Sungai Krasak.

“Arah tenggara sejauh 5 kilometer pada Sungai Gendol dan masih ada kemungkinan terjadinya erupsi freatik sehingga ada daerah bahaya untuk lontaran material vulkanik apabila eksplosif yaitu radius 3 kilometer dari puncak,” kataanya. (jpg/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan