Masyarakat Keluhkan Beras Medium Langka, Bulog Akui Ada Pembatasan, Persiapan Bansos

  • Bagikan
Ilustrasi beras Bulog

FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Masyarakat mengeluhkan beras medium yang langka di pasaran. Mereka terpaksa membeli beras premium yang harganya lebih mahal.

Langkanya beras Bulog, diakui pihak Badan Usaha Logistik (Bulog) karena adanya pembatasan. Penyebabnya karena adanya program pemerintah dalam bentuk bantuan sosial (bansos) beras.

Hal itu disampaikan Pimpinan Perusahaan Umum (Perum) Bulog, Kantor Wilayah (Kanwil) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Bakhtiar AS.

“Jadi begini, kan memang ada kebijakan untuk operasi pasar, kita agak batasi sementara. Bukan batasi, ada evaluasi, karena pertama mau lancarkan bansos bantuan beras,” jelasnya.

Bansos dimaksud Bakhtiar, merupakan program pemeritah pusat untuk menekan inflasi. Bantuannya berupa komoditas pangan seperti beras, telur, dan ayam. Bansos akan disalurkan selama tiga bulan, yakni pada Maret, April, dan Mei 2023.

“Selama tiga bulan, jadi supaya tidak over letting, kita lakukan pembatasan. Walaupun ada pembatasan, tetap kita supply tapi tidak sebesar dulu,” terangnya.

Ia mengatakan, stok beras Bulog di gudang memang menipis. Tapi pembatasannya bukan karena stok, lebih pada sasaran yang ditakutkan tak terkontrol.

“Takutnya, nanti kita salurkan bersama tapi sasarannya nanti tidak bisa kontrol,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, pedagang dan pembeli mengeluhkan beras Bulog yang langka.

Harga beras premium dibanderol hingga Rp12 ribu per liter, sementara beras Bulog yang biasa ia beli, biasanya hanya Rp8 ribu hingga Rp7.500 per liter.

Hal itu dibenarkan Hj Sharinah, pedagang bahan pokok yang menjajakan dagangannya di Pasar Pabaeng-Baeng, Makassar.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan