FAJAR.CO.ID, BARRU--Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sulsel bergerak cepat. Jembatan Kuning yang roboh segera disurvei.
Jembatan yang berada di wilayah perbatasan Desa Bojo dan Kelurahan Bojo, Kecamatan Mallusetasi, Barru, itu roboh, Jumat sore, 17 Maret. Antrean panjang pun terjadi akibat kejadian tersebut.
Jembatan yang menjadi penghubung antarprovinsi tersebut tertutup sementara akibat tiang yang ambruk berserakan. Jembatan yang dibangun tahun 2009 tersebut tak bisa dilalui dan menjadi tontonan warga.
Mobil dari arah Makassar maupun Parepare, terpaksa dialihkan ke jembatan lama yang berada di sebelahnya.
"Tidak ada gempa, mungkin karena mobil lewat sehingga roboh dengan sendirinya. Untung tidak ada korban," kata warga Desa Bojo, Syahrir Arsyad dilansir Pare Pos (grup FAJAR).
Kejadian di jembatan itu untuk kali kedua. Sebelumnya mobil juga ada yang terjun bebas, saat melewati jembatan. "Kayaknya pihak Bina Marga harus peka dengan kondisi jembatan yang ada di sepanjang Trans-Sulawesi," pintanya.
Kasatker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah III Sulsel, Malik, saat dikonfirmasi sedang dalam perjalan menuju lokasi jembatan tersebut. "Belum-pa bisa info, baru menuju lokasi ini, baru kita cek," katanya.
Ia memastikan akses Trans-Sulawesi tidak putus lantaran ada dua jambatan. Satu yang roboh, satunya tidak. Untuk rekayasa, bisa dilakukan kontra flow di jembatan yang masih berfungsi.
"Di sana, kan, ada dua jembatan, jadi tetap berjalan," kata Malik.
Senada dengan Kepala BBPJN Sulsel R Setiawan. Dia mengatakan ada balok atas yang runtuh. Hal tersebut seperti yang pernah terjadi di jembatan Takalasi, Barru. "Saya lagi menuju lokasi," katanya.