FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Sesuai rencana, subsidi kendaraan listrik berlaku hari ini. Pemerintah akan mendetailkan implementasinya.
Sejauh ini, skema bantuan pemerintah untuk pembelian electric vehicle (EV) alias kendaraan listrik belum diungkapkan secara rinci, khususnya untuk mobil. Khusus untuk sepeda motor, sudah ada bayangan subsidi.
Pemerintah menawarkan penerima bantuan subsidi mobil listrik sebanyak 35.900 unit. Untuk nilai subsidinya dikisarkan sebesar Rp25 juta hingga Rp80 juta. Namun, produsen yang masuk dalam kriteria tersebut harus memiliki Tingkat Kandungan Lokal Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen.
Hingga saat ini baru Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air Ev yang memenuhi syarat tersebut. Bantuan subsidi mobil listrik ini diprediksi membawa dampak besar bagi Sulsel. Penjualan mobil akan meningkat.
Hal tersebut berdasarkan penjual mobil di Sulsel sangat laris pascapandemi. Terbukti tiga tahun belakangan sangat meningkat. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) berturut-turut tiga tahun, 2020-2022, yakni 25.174 unit, 36.596 unit, hingga 39.268 unit.
Kebijakan subsidi kendaraan listrik atau sering pula disebut Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) ini akan memberikan motivasi kepada pabrikan segera mengeluarkan produk-produk mobil listrik. Termasuk Toyota.
"Saat ini belum banyak mobil listrik, jadi belum berpengaruh secara langsung terhadap kenaikan market otomotif secara keseluruhan di tahun ini," Hariyadi Kaimuddin, Ketua Asosiasi Dealer Sulawesi, Minggu, 19 Maret.
Kebijakan ini akan mendorong brand mainstream otomotif segera produk anyar, sehingga tujuan pemerintah untuk mengurangi emisi bisa lebih cepat tercapai. "Kita tunggu aja skema yang jelasnya seperti apa," harap Chief Executive Officer (CEO) Kalla Toyota ini.
Tunggu Petunjuk
General Marketing Kumala Group, Ivan PudyaSumanta, mengatakan untuk besaran insentif subsidi mobil listrik ini, pihaknya masih menunggu arahan dari pemerintah. Juga menunju petunjuk agen tunggal pemegang merek (ATPM).
Kemudian, untuk kesiapan Wuling menyambut kebijakan ini, pihaknya telah memiliki jumlah unit yang cukup. Apalagi, salah satu produk Wuling sudah masuk dalam kategori subsidi mobil listrik yakni Wuling Air Ev.
"Sehingga ketika pengumuman nanti customer memesan mereka tidak akan menunggu lama," katanya kepada FAJAR.
Kebijakan pemerintah yang akan memberikan subsidi kendaraan listrik menjadi potensi untuk meningkatkan penjualan mobil listrik. Sebab, pada dasarnya customer yang tertarik dengan mobil listrik Wuling Air Ev, menunggu informasi lanjutan terkait subsidi itu.
Sampai saat ini, baik pihak ATPM maupun dealer, masih menunggu kepastian dan informasi lanjutan mengenai subsidi mobil listrik ini.
“Harapannya supaya dengan adanya pengumuman ini bisa menjadi lebih jelas, jadi customer yang tadinya menunggu, bisa segera mengambil keputusan pembelian,” urai Ivan.
Sambut Antusias
Senada dengan Branch Manager Hyundai Makassar City Store Nipah Mall, Imelda Aras, mengatakan kebijakan pemerintah yang memberikan subsidi mobil listrik disambut sangat antusias oleh masyarakat. Rasa penasaran konsumen sangat tinggi.
"Banyak banget yang tanyakan. Customer sangat antusias," kata Ime, sapaan Imelda.
Produksi unit dari Hyundai Motors Indonesia ke depannya cukup banyak untuk mobil listrik. "Karena permintaan customer yang memang sangat di luar ekspektasi kami," lanjutnya.
Sinar Galesong
General Manager PT Sinar Galesong Automobil (SGA) Main Dealer Morris Garage (MG) Sulsel dan Sulut, Sudarmaji Madani, mengatakan kebijakan pemerintah terkait subsidi mobil listrik direspons sangat baik. Ke depan, di Makassar MG Pettarani akan memperkenalkan produk anyar MG4 Ev.
"Insyaallah, akhir bulan ini saya perkenalkan. Konsumen sudah bisa terima Juli dan Agustus tahun ini," kata pria kelahiran Pinrang ini.
Salurkan Baik
Pengamat Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas) Anas Iswanto Anwar mengatakan bahwa adanya kebijakan subsidi mobil listrik akan meningkatkan penjualan mobil di Sulsel. Namun, pemerintah harus memastikan penyaluran subsidi ini tersalurkan dengan baik.
"Perkembangan teknologi memang harus bergeser ke situ dengan berbagai macam pertimbangan. Termasuk ekonomi, polusi, dan segala macam," urainya.
Jadi stimulus yang dikeluarkan pemerintah sebenarnya untuk menggaet makin banyak konsumen. Meski tanpa kebijakan ini, konsumen diprediksi pasti akan lari ke sana (subsidi listrik).
"Orang mau tidak mau tanpa diberikan subsidi pun (akan mengupayakan memiliki kendaraan listrik). Ini, kan, tujuannya untuk akselerasinya semakin cepat," kata dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unhas ini.
Wakil Dekan Bidang Kemitraan, Riset, dan Inovasi FEB Unhas ini menuturkan jangan sampai ada oknum yang memanfaatkan subsidi itu, sehingga tidak tepat sasaran. Jadi pemerintah harus mengawasi kebijakannya untuk membantu masyarakat yang kesulitan agar semua orang bisa merasakan dan sejahtera.
"Jangan sampai orang yang sebenarnya tidak perlu disubsidi, dia juga pakai itu subsidi itu namanya tidak tepat sasaran," ucap lulusan magister Griffith University, Queensland, Australia. (ams/zuk/fajar)