Ibu Hamil Meninggal Setelah Ditandu 17 Jam, Sosiolog: Fasilitas Publik Belum Merata

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Meninggalnya seorang ibu hamil bernama Eva (18) seorang warga Desa Tamakalaeng, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara (Lutra) meninggalkan kisah pilu.

Pasalnya, sebelum meninggal kabarnya Eva sempat ditandu selama 17 jam perjalanan lantaran akses jalan yang tidak bisa dijangkau kendaraan.

Pengamanat Sosiolog Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar M. Ramli kepada fajar.co.id menuturkan, kejadian seperti itu bukan hal pertama.

"Sebelumnya hal yang sama sering terjadi, dan menimpa warga yang berada di daerah yang terpencil," ujar Ramli, Rabu (22/3/2023).

Dikatakan Ramli, keterpencilan masih bermakna keterisolasian pada berbagai layanan publik bagi banyak daerah di Indonesia sampai saat ini.

"Ini mengindikasikan belum meratanya fasilitas publik khususnya di bidang kesehatan dan masih sangat terbatasnya akses jalan dari tempat tinggal mereka ke pusat fasilitas," lanjutnya.

"Dua hal ini jika berada bersama-sama pada suatu daerah akan menjadikan warga di daerah tersebut tidak dapat menikmati layanan publik dasar yang menjadi haknya sebagai warga negara," sambung dia.

Menurutnya, jika Pemerintah tidak mampu memperbaiki jalanan, paling tidak fasilitas publik lebih didekatkan kepada warga.

"Dalam kasus ini, pengadaan Pustu atau Puskesmas yang lengkap mendesak disediakan. Dengan begitu, warga tidak perlu sampai menyabung nyawa berjalan puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan layanan kesehatan," ucapnya.

Dia menjelaskan, pelayanan pada ibu hamil menjadi prioritas pelayanan kesehatan dan bagian penting dari standar pelayanan minimal.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan