“Terhadap berita yang beredar itu adalah kesalah pahaman, gagal paham dari anggota kami pada prinsipnya pembangunan rumah doa itu adanya perlu ada sosialisasi kepada pihak masyarakat kemudian dari keluarga kemudian tokoh desa disana dan tentunya dari FKUB,” kata dia.
Ia juga mengatakan bahwa saat ini masih menunggu hingga Lebaran untuk rencananya baru dikomunikasikan kepada masyarakat sekitar. Pihaknya juga menegaskan jika peristiwa penutupan patung tersebut bukan dilakukan oleh ormas melainkan oleh pemilik rumah doa tersebut.
“Oleh karena itu sambil menunggu sampai lebaran karena ini rencananya sampai lebaran baru akan dikomunikasikan lagi bagaimana secara internal didiskusikan masalah ini tentunya dengan sosialisasi kepada masyarakat sehingga ke depannya tidak ada gejolak,” ucap Muharomah.
“Mohon maaf atas anggota kami yang salah atas pemberitaan narasi. Bahwa tidak ada ormas yang mengganggu keamanan bila ada ormas yang mengganggu keamanan, kenyamanan dan ketentraman khususnya di wilayah Kulonprogo akan kami tandak,” ujar Muharomah.
Adapun dalam waktu yang sama, pihak dari Dukuh Degolan Supriyanto juga memberikan klarifikasi terkait peristiwa tersebut. Ia mengatakan kondisi di tempatnya kondusif dan aman dan penutupan yang terjadi dilakukan oleh pemilik rumah doa.
“Ingin menyampaikan bahwa kondisi kamtibmas di pedukuhan kami kondusif aman terkendali terkait penutupan patung bunda maria pada rumah doa Degolan bahwa kegiatan tersebut dilakukan keluarga sampai menunggu adanya sosialisasi kepada masyarakat,” kata Supriyanto. (bs-sam/fajar)