FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Tiga alternatif disiapkan dalam menghadapi pasokan listrik yang semakin menipis di Sulawesi Selatan.
Kabid Energi Baru Terbarukan & Ketenagalistrikan (EBTK) Dinas ESDM Sulsel Jamaluddin mengatakan, cadangan listrik saat ini tersisa 100 Megawatt.
Sehingga jika terjadi masalah di pembangkit listrik dengan kapasitas besar seperti terbakarnya alat pengangkut Batu Bara atau Boiler C1 Conveyor Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bosowa Energi yang terletak di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto dan 18 Maret 2023 lalu, maka sangat berdampak.
Kebakaran itu sempat membuat pasokan listrik berkurang sehingga dilakukan pemadaman bergilir.
Pasalnya, produksi PLTU Bosowa yang biasanya 200 Megawatt terpaksa terhenti, membuat cadangan listrik 100 Megawatt jebol.
“Artinya kan kita minus. Tapi ini kita sudah normal kembali. Artinya kita masih surplus kembali tapi tipis,” ucapnya ditemui di Kantornya, Jalan AP Pettarani, Jumat, (24/3/2023).
Dia mengatakan ketika kembali terjadi masalah besar di pembangkit listrik, pemadaman bergilir berpotensi kembali dilakukan.
Menipisnya cadangan listrik ini juga tidak terlepas dari keluarnya PT Energi Sengkang dari GRID PLN.
PT Energi Sengkang yang biasanya memberikan kontribusi sebesar 315 Megawatt membuat cadangan listrik yang sebelumnya 440-480 Megawatt tersisa 100 Megawatt.
Kontrak antara Energi Sengkang dengan PLN yang telah berjalan selama 20 tahun telah berakhir pada September 2022 lalu.
Untuk itu, pemerintah pusat kata dia telah menyiapkan tiga alternatif untuk mengatasi persoalan itu.