FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Beberapa waktu terakhir ini, PLN melakukan pemadaman listrik secara bergilir di Sulsel.
Kabid Energi Baru Terbarukan & Ketenagalistrikan (EBTK) Dinas ESDM Sulsel Jamaluddin mengatakan, pasokan listrik di Sulsel memang sedang menipis.
Kondisi kelistrikan di Sulsel tengah ditangani setelah PT Energi Sengkang keluar dari sistem GRID.
Masa kontrak 20 tahun antara PLN dengan PT Energi Sengkang yang memproduksi listrik 315 Megawatt telah berakhir.
Akibatnya, Sulsel yang tadinya memiliki 440-480 Megawatt cadangan listrik, kini tersisa 100an Megawatt.
“Dampak energi Sengkang keluar dari sistem GRID 315 MW cukup besar,” katanya ditemui di Kantornya, Jalan AP Pettarani, Jumat, (24/3/2023).
Selain itu, terbakarnya alat pengangkut Batu Bara atau Boiler C1 Conveyor Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bosowa Energi yang terletak di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto dan 18 Maret 2023 lalu.
Karena kebakaran itu kata dia, pasokan listrik 2x125 Megawatt keluar. Artinya, cadangan yang tadinya tersisa 100 Megawatt kembali berkurang bahkan mengakibatkan defisit.
“Meskipun itu milik Bosowa terbakar, dan itu cukup besar, dua kali 100 yang keluar dari GRID PLN. Yang artinya cadangan kita 100 lebih MW, yang keluar 200 MW, pasti akan defisit. Sehingga inilah yang menyebabkan pemadaman beberapa hari kemarin,” ungkapnya.
“Cadangan kita memang terbatas. Jadi hanya sekitar 100 MW lebih sehingga jika terjadi masalah dengan pembangkit kita dengan kapasitas besar seperti di Jeneponto yang kapasitas 100 MW, pembangkit yang lain yang kapasitas besar juga kalau terjadi trouble pasti akan terjadi pemadaman seperti itu,” tambahnya.