FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Harga emas diprediksi akan terus naik, setelah sebelumnya membukukan kenaikan mingguan ke-4 berturut-turut.
Direktur PT Laba Forexindo berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, kenaikan ini karena gejolak baru dalam krisis perbankan Amerika Serikat ke Eropa membatasi kejatuhan dari rebound dolar yang membebani logam kuning.
“Emas kembali ke $2.000 per ons selama 24 jam terakhir tetapi ditutup dari level tertinggi pada hari Jumat karena Indeks Dolar, yang mengadu mata uang AS terhadap enam mata uang utama, termasuk euro dan yen, naik untuk pertama kalinya dalam seminggu,” kata Ibrahim, dikutip dari pernyataan tertulis, Sabtu (25/3/2023).
Ia bilang, terlepas dari reli dolar, pelarian investor ke safe havens, terutama emas masih terbukti karena Deutsche Bank Jerman menjadi nama besar terbaru yang terperangkap dalam krisis perbankan AS-ke-Eropa.
Selain itu, kekhawatiran inflasi yang meningkat juga membuat emas tetap di benak investor meskipun seorang pejabat senior Federal Reserve mengatakan pada hari Jumat bahwa mungkin hanya ada satu lagi kenaikan suku bunga AS dalam siklus kenaikan saat ini.
Lebih kanjut, Ibrahim mengatakan krisis perbankan AS-ke-Eropa menimbulkan kekhawatiran baru pada hari Jumat karena saham dan obligasi Deutsche Bank anjlok setelah masalah Credit Suisse minggu lalu.
“Deutsche Bank berada di bawah tekanan sekarang, harga emas akan tetap didukung di tengah meningkatnya ketidakpastian kebijakan ekonomi AS dan risiko kenaikan inflasi di AS , Eropa dan Inggris,” jelas Ibrahim.
Diketahui, dalam penutupan pasar sabtu pagi,,harga emas dunia melemah dilevel di $ 1,976,00 per troyounce. Sedangkan untuk perdagangan senen, emas dunia akan di perdagangkan menguat di rentang $1,949.56 per troyounce – $2,016.45 per troyounce. (Arya/Fajar)