Pergeseran Nilai Sosial, Masyarakat Kini Tak Malu Nikmati BBM Subsidi Padahal untuk Orang Miskin

  • Bagikan
Ketua Program Studi Sosiologi Universitas Negeri Makassar, Idham Irwansyah Idrus. (Foto: Arya/Fajar)

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Ketua Program Studi Sosiologi Universitas Negeri Makassar (UNM) Idham Irwansyah Idrus menyebut, ada pergeseran nilai sosial. Indikasinya karena masyarakat mampu yang tak malu nikmati Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.

“Sekarang orang tidak malu. Dulu semua orang mau disebut mapan, sekarang tidak,” kata Idham, saat jadi narasumber di program Meja Redaksi Harian Fajar Official di Graha Pena, Selasa (28/3/2023).

Idham mengatakan, masyarakat dinina bobokan subsidi, semua merasa berhak menerima. Ia menilai fenomena itu sebagai pergeseran nilai.

Sebabnya, jelas Idham, karena pola hidup masyarakat dari produktif ke konsumtif. Karena itu, orang-orang melakukan apapun untuk terus mengonsumsi.

“Pergesaran nilai itu disebabkan bergesernya era produktif ke konsumtif. Semakin banyak orang konsumsi, semakin memiliki status. Orang akan melakukan apapun untuk terus mengonsumsi. Orang-orang abaikan itu rasa malu,” jelasnya.

Kondisi ini, kata dia, tercermin dari masyarakat mampu yang turut menikmati BBM subsidi. Sementara pada harusnya tak begitu.

“Subsidi harusnya menyasar masyarakat menengah ke bawah…. Itu tertuang di dalam Undang-Undang. Hak masyarakat dijamin oleh negara. Termasuk bahan bakar ini,” tandasnya. (Arya/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan