Serangan Kejang Dapat Mengganggu Perkembangan Otak dan Motorik Kasar Anak

  • Bagikan
Ilustrasi seorang dokter tengah memeriksa hasil scan penderita epilepsi. (Antara)

“Pada anak-anak yang epilepsi dengan EEG normal itu bukan berarti diagnosisnya tidak ada, tapi itu menyatakan bahwa anak itu mempunyai harapan besar untuk lebih terkontrol dibandingkan kalau EEG-nya ada kelainan,” jelasnya.

Dokter yang menamatkan pendidikan S3 nya di Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan epilepsi bukan termasuk penyakit keturunan. Namun jika dalam anggota keluarga atau saudara kandung ada yang pernah menderita epilepsi, kemungkinan besar anak juga bisa menderita epilepsi meskipun kemungkinannya masih sedikit.

Orang tua bisa bantu mengenali tanda-tanda epilepsi pada anak dengan melihat dua gejala khas dari epilepsi yaitu gejala fokal dan gejala umum. Gejala fokal terdapat kekhasan tersendiri yaitu jika terjadi kejang hanya satu sisi tubuh saja yang bergerak berulang.

Sementara gejala umum adalah jika anak menderita kejang yang ditandai kaku seluruh tubuh, tersentak seperti kaget, atau melamun sambil mengucap kata yang tidak jelas. Terdapat juga beberapa perbedaan yang termasuk kejang karena epilepsi atau kejang biasa, yaitu pertama jika kejang epilepsi serangannya selalu mendadak dan tiba-tiba.

Kedua, kejang epilepsi akan berulang dan dengan Gerakan yang sama, berbeda jika bukan kejang bisa terjadi saat sedang aktif ataupun saat santai.

Selain itu, kejang epilepsi juga bisa dilihat dari arah mata pasien, umumnya mata akan membelalak ke atas jika kejang fokal atau ke samping kiri atau kanan. Jika sudah terjadi serangan, epilepsi hanya berlangsung beberapa menit, jika sudah lebih dari 10 menit kemungkinan bukan kejang.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan