FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Mimpi para pemain Timnas Garuda U-20 untuk bermain di Piala Dunia harus terkubur dalam-dalam usai FIFA secara resmi membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah.
Dibatalkannya status Indonesia sebagai tuan rumah tidak lepas dari penolakan kedatangan Timnas Israel sebagai bagian dari negara peserta.
Di antara beberapa yang menolak kedatangan Timnas Israel, seperti Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, begitu pun dengan Gubernur Bali I Wayan Koster.
Selain kedua Gubernur tersebut, penolakan juga datang dari beberapa Partai. Seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Beberapa penolakan juga di antaranya datang dari Boycott, Divestment, and Sanction (BDS) Indonesia, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Aqsa Working Group (AWG), Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI), Aliansi Solo Raya (ANSOR), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), dan Massa Front Persaudaraan Islam (FPI), Alumni 212, serta Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF).
Akibatnya, FIFA secara resmi mengeluarkan keputusan pahit bagi persepakbolaan Indonesia.
Sebelumnya diberitakan, Indonesia diharuskan untuk mengubur mimpinya berlaga dan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Hal itu setelah FIFA memberikan pernyataan secara resmi.
Dikutip fajar.co.id dari fifa.com, FIFA secara resmi membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Dari informasi yang dihimpun, tuan rumah baru Piala Dunia U-20 2023 akan segera diumumkan, dengan tanggal penyelenggaraan turnamen masih belum berubah. Potensi sanksi terhadap PSSI juga akan diputuskan pada tahap selanjutnya.