FAJAR.CO.ID, MAROS-- Presiden RI Joko Widodo mengatensi besar KA Sulsel. Usai Maros-Barru, kini fokus bergeser ke Makassar.
Secara khusus, Jokowi datang meresmikan operasional tahap satu Kereta Api (KA) Maros-Barru di Depo Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel di Maros, Rabu, 29 Maret. Proyek ini tak akan berhenti di situ.
Setelah rute yang baru menghubungkan tiga kabupaten ini, langkah selanjutnya menyambungkan dua kota: Makassar dan Parepare. Dua kota utama di Sulsel ini belum dilalui rel. Khusus di Makassar, pembebasan lahan jadi salah satu kendala.
"Lahannya dulu, baru kita kerjain," urai Fathir P Siregar, Kepala BPKA Sulsel di sela-sela kunjungan Jokowi.
Perampungan proyek yang menghubungkan Maros ke Makassar masih menunggu kesiapan lahan. Apalagi, pusat mendukung dengan sokongan anggaran Rp1,2 triliun.
Kini, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Makassar berperan penting dalam proses kelanjutan proyek KA modern pertama di Sulawesi ini.
"Jangan sampai yang kemarin banyak begini (masalah), saya tidak mau. Kita mau bebas clear and clean, tahun ini memang sudah diajukan dari Kemenkeu," sambung Fathir.
Untuk penganggaran pembebasan lahan KA di wilayah Makassar, pemerintah pusat telah mengajukannya. Rp1,2 triliun estimasi, bersumber dari Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Untuk sementara setelah presiden meresmikan, BPKA Sulsel akan memakismalkan pelayanan rute Maros-Barru. Memastikan masyarakat di wilayah ini bisa terlayani dengan baik.
"Teman-teman, kan, belum tentukan tarif, sementara masih banyak surat-surat yang kita layani secara free. Itu dulu yang kita laksanakan," katanya.