Andi Amran Sulaiman: 36 Tahun Saya Miskin, Pernah Jadi Pemecah Batu

  • Bagikan
Founder AAS Foundation, Andi Amran Sulaiman dalam safari Ramadan AAS Community di Barru, Senin 3 April 2023. (Foto: dra/fajar)

FAJAR.CO.ID, BARRU -- Founder AAS Foundation, Andi Amran Sulaiman bernostalgia di kampung halamannya, di Ballewe, Desa Binuang, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Senin (3/4/2023).

Kegiatan ini sebagai lanjutan Safari Ramadan AAS Community 2023. Setelah sebelumnya dilaksanakan di Kabupaten Maros dan Pangkep. Barru adalah titik ketiga yang rencananya akan menyasar 9 kabupaten.

Andi Amran Sulaiman kembali menginjakkan kaki di kampung yang pernah ditinggalinya selama kurang lebih 7 tahun. Tepatnya 40 tahun yang lalu. Kala itu usianya masih 2 tahun, Amran kecil ikut orang tuanya yang seorang tentara ditugaskan di Barru.

Di Bellawa, Amran kecil sudah bekerja sebagai pemecah batu untuk tambahan biaya sekolah. Kerap menangkap ikan mujair untuk sekedar mengisi perut yang lapar.

"Ya, itu nyata. Saya jadi pemecah batu kemudian dijual untuk biaya sekolah. Mencari ikan di kolam, kadang juga ikannya orang kita ambil. Bukan karena nakal, tapi karena lapar," kenang Ketua Umum IKA Unhas itu.

Amran melanjutkan, tahun 1978 ia meninggalkan Barru kembali ke kampung kelahirannya di Bone. Kala itu usianya masih 8 tahun. Amran ke Bone dengan berjalan kaki sembari membawa beberapa ekor sapi.

Langkah demi langkah ia jalani sejauh ratusan kilometer tanpa mengenal lelah dan menyerah. Sesekali ia singgah di masjid untuk salat dan beristirahat.

"36 tahun saya rasakan kemiskinan, amat sangat miskin. Tapi saya punya mimpi besar dan saya bertekad menggapainya. Walaupun sampai harus memeras keringat dan air mata," kisahnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan