FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Salah satu spekulasi batalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 disinyalir karena penolakan Israel menginjakkan kakinya di tanah air.
Penolakan datang dari berbagai pihak. Paling nyaring, dari dua kepala daerah, yakni Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur Jawa Timur Ganjar Pranowo.
Kedua Kepala Daerah itu, merupakan kader PDIP. Petugas partai dari partai yang dinahkodai Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri.
Anak dari Soekarno inilah yang disebut memerintahkan anak buahnya melakukan penolakan tim Israel di Piala Dunia. Merujuk dari pernyataan Ganjar, karena itu merupakan amanat Soekarno. Menolak mengakui Israel.
Merespon hal itu, Jurnalis Investigasi Dandhy Laksono angkat suara. Ia mengungkit kelakuan Mega saat menangani konflik di Aceh.
“Saat jadi presiden, dia bikin Darurat Militer di Aceh (2003 - 2005),” ungkapnya, dikutip fajar.co.id dari cuitannya di Twitter, Senin (3/4/2023).
Saat itu, kaya Dandhy, Mega mengirim 40 ribu pasukan. Selain itu, mengganti ukuran dan warna Kartu Tanda Penduduk (KTP) masyarakat Aceh.
“Mengganti warna dan ukuran KTP orang Aceh menjadi ‘Merah Putih’, sehingga di mana-mana orang Aceh bisa langsung dikenali dari KTP-nya,” ujarnya.
Karena itu, ia menyebutnya apartheid. Sebuah sistem atau hukum pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah.
“Apartheid ala NKRI,” tandas Dandhy.
(Arya/Fajar)