FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Koalisi besar potensial terwujud. Memang tak mudah, komitmen kendalanya.
Penggabungan dua koalisi menjadi superkoalisi sangat mungkin terjadi. Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bisa menyatu dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Hanya, mereka terkendala lantaran masing-masing partai sudah diikat komitmen koalisi yang telah terbentuk sebelumnya. Meski begitu, Jokowi bisa menjadi game creator dalam dua koalisi itu.
Dari situ terlihat, ada upaya dengan berbagai manuver untuk membangun superkoalisi itu. Khususnya tiga partai yang terbentuk dalam KIB, yaitu Golkar, PAN, dan PPP yang sudah melakukan penjajakan sebelumnya.
"Jadi ada keinginan untuk membangun sebuah koalisi pemerintahan yang melibatkan Gerindra dan PKB. Itu menjadi cerminan dari koalisi besar," kata Adi Suryadi Culla, analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Senin, 3 April.
Untuk saat ini, pembentukan superkoalisi antara KIR yang beranggotakan PKB-Gerindra dengan KIB yang berisi Golkar, PAN, dan PPP sulit terwujud. Suara yang muncul dari partai itu bukan hanya dari ketua umum, tetapi juga dari suara internal masing-masing.
"Harus ada dukungan dari pengurus internal masing-masing partai. Itu yang membuat koalisi sulit," imbuh Culla.
Malah, potensi perpecahan bisa terjadi. Berkaca pada pengalaman pemilu sebelumnya. Ketika ada sikap yang dipaksakan ketua umum tidak mendapat dukungan dari internal, maka akan menimbulkan gejolak internal. Bisa saja berujung friksi dan faksi.
Ini sangat rawan terjadi ketika penentuan posisi capres-cawapres. Potensi untuk saling berebut akan terjadi karena sudah adanya komitmen koalisi sebelumnya yang dibangun dengan parpol-parpol lain. Tentu saja, dinamika memang tak akan pernah adem hingga usai Pemilu.