"Dia bertugas mengorganisir penerimaan dan pengiriman anggota ke kelompok ini untuk mewujudkan niatnya melakukan aksi teror," jelasnya.
"Saat ini Kementerian Dalam Negeri Uzbekistan membuka kasus kriminal terhadapnya terkait propaganda ideologi radikal," sambungnya.
Sementara untuk tersangka berinisial OMM disebut sebagai pendukung dari kelompok Katiba Tawhid Wal Jihad. Ramadhan menyebut OMM juga sempat pergi ke Suriah pada 2020 sesuai perintah pimpinan.
Selama di Suriah, OMM disebut telah menyelesaikan pelatihan terorisme subversif pada kamp milisi dan secara aktif terlibat dalam kegiatan kelompok tersebut.
"Yang ketiga MR. Direktur organisasi Katiba Tawhid Wal Jihad pada 2020 dan pergi ke Suriah. Dimana ia juga menyelesaikan pelatihan terorisme subversif pada tahun 2022," jelasnya.
Sementara untuk WNA terakhir berinisial BKA, kata dia, tidak terlibat langsung dalam jaringan teroris tersebut.
Kendati demikian, PK berperan membuat dokumen palsu dan membantu dalam dukungan keuangan dengan tujuan mensukseskan aspirasi subversif yang dilakukan.
"BKA ini berdasarkan informasi dari Dinas Keamanan Negara Uzbekistan berada di bawah pemantauan sebagai individu yang memberikan bantuan terhadap ketiga rekannya," tuturnya.
Dalam proses penangkapan tersebut, petugas juga turut mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya paspor milik keempat tersangka, satu lembar resi penerima moneygram, beberapa Ipad dan handphone, serta beberapa screenshot unggahan yang memuat propaganda. (cn/fajar)