FAJAR.CO.ID, MAKASSAR--Pertemuan Jokowi dengan lima ketua partai politik dinilai sebagai upaya presiden untuk menunjukan superioritasnya. Terutama kepada PDIP dan Megawati Soekarnoputri .
Jokowi ingin memperlihatkan bahwa ia yang mengendalikan partai-partai politik untuk calon suksesornya. Apalagi, PDIP telah "menampar" pemerintah dengan batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia.
"Terutama jika Mega dan PDIP punya capres yang berbeda dengan Jokowi," kata A Luhur Prianto, analis politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, kepada FAJAR, Selasa, 4 April.
Secara taktis, usaha Jokowi pun terbukti. Ia terlihat mampu mengatur langkah politik Ganjar dan Prabowo. Tetapi Ganjar pun memahami bahwa ia akan sulit meraih cita-cita politiknya tanpa dukungan PDIP.
Sehingga persiapan Piala Dunia U-20 menjadi momentum bagi Ganjar untuk menunjukkan loyalitasnya atas sikap PDIP. Meskipun dengan risiko menjadi musuh bersama publik sepak bola Indonesia.
Bagi Ganjar, hal itu menujukkan bahwa dia siap menjadi risk-taker dan pasang badan atas sikap partainya. Ada pun usaha Prabowo merebut dukungan Jokowi, masih sulit diterima relawan dan pendukung Jokowi.
Kedekatan dengan Jokowi pun, membuat Prabowo banyak kehilangan pendukung yang kini melihatnya sebagai sosok pragmatis. Soal kekecewaan pada Ganjar, itu tidak akan bertahan lama. Ia akan tergantikan isu-isu dan blunder politik capres lain.
"Kasus Piala Dunia U-20 hanya membuat pemilih pragmatis Ganjar mengafirmasi sikap politiknya," ujar Luhur.
Blunder Politik