Akhir Kisah Bupati Kepulauan Meranti, Pernah Sebut Kemenkeu Iblis dan Ingin Gabung Malaysia, Kini Terjaring Operasi Senyap KPK

  • Bagikan
Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil. (Riau Pos.co)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Bupati Kepulauan Meranti, Provinsi Riau Muhammad Adil terjaring operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Adil ditangkap dalam operasi senyap lembaga antirasuah bersama sejumlah pihak lainnya, yang diduga terlibat perkara suap menyuap dan pemerasan.

Nama Adil sempat mencuat dan menjadi buah bibir di masyarakat gegara menyebut Kemenkeu isinya iblis atau setan. Atas pernyataan kontroversialnya itu, orang nomor satu di ‘Tanah Jantan’ dipanggil pihak Kemendagri.

Bupati Meranti Sebut Kemenkeu Iblis

Emosi Muhammad Adil meledak terkait kejelasan perhitungan alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) saat menghadiri Rapat Koordinasi Pengelolaan Pendapatan Belanja Daerah se-Indonesia di Pekanbaru, pada Kamis (8/12) lalu.

Dalam forum tersebut, Adil menilai asumsi minyak mentah yang digunakan masih berbeda-beda. Kemenkeu menyebut USD 80 per barel, sementara Presiden Joko Widodo menyebut USD 100 per barel.

Muhammad Adil pun menilai asumsi minyak mentah yang digunakan masih berbeda-beda. Kemenkeu menyebut USD 80 per barel, sementara Presiden Joko Widodo menyebut USD 100 per barel.

"Didesak-desak barulah menyampaikan dengan terang bahwa USD 100 per barel, sampai ke Bandung saya kejar orang Kemenkeu, juga tidak dihadiri oleh yang berkompeten. Itu yang hadir entah staf, endak tahulah. Sampai saya waktu itu ngomong 'orang kementerian keuangan ini isinya iblis atau setan'," ucap Adil beberapa waktu lalu.

Dipanggil Kemendagri Karena Sebut Kemenkeu Iblis

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sempat memanggil Bupati Meranti Muhammad Adil terkait pernyataan dirinya yang menyebut Kemenkeu iblis. Pernyataan Adil yang diarahkan ke jajaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dinilai menimbulkan kegaduhan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan