FAJAR.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi kebun buah organik, pembibitan, dan wisata edukasi, di Dusun Rowotengu, Desa Sidomulyo, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Minggu (9/4).
Kebun buah seluas 3 hektare tersebut menarik perhatian Gubernur Khofifah lantaran keberhasilan dalam hal produksi maupun pemasaran. Kebun dikelola Ketua Asosiasi Mitra Tani Unggul Asroful Uswatun berhasil menembus pasar luar negeri seperti Belanda, Jerman, Italia, Rusia, Prancis, UK, Dubai, Singapura, dan Malaysia. Produk buah organik itu juga sudah masuk di Jakarta, Surabaya, Malang, Bali, Sorong, Biak, Jayapura, Merauke, dan Nabire.
Gubernur Khofifah mengapresiasi pengembangan pertanian organik yang dikembangkan di sana. Pertanian itu merupakan pertanian ramah lingkungan menggunakan pengolahan tanah berkelanjutan dan penggunaan pupuk organik.
”Hal yang sekarang ini dibutuhkan dunia adalah penggunaan pupuk organik dan semua yang ada di sini menggunakan pupuk organik. Bahkan untuk persawahan Pak Presiden Jokowi saat ke Tuban kemarin juga menyampaikan untuk mendorong dan maksimalisasi penggunaan pupuk organik,” kata Khofifah.
Apalagi, lanjut Khofifah, sistem pertanian di sana mengutamakan penggunaan sumber daya alam secara bijaksana dan berkelanjutan, serta meminimalisir penggunaan bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan.
Gubernur mengapresiasi langkah yang dilakukan Asosiasi Mitra Tani Unggul sebagai wadah bagi para petani organik untuk berkolaborasi dan berbagi pengalaman dalam mengembangkan usaha pertanian. Terlebih, holtikultur memiliki nilai tukar petani (NTP) dan nilai tambah yang paling tinggi.
”Sehingga proses penguatan, perluasan, dan pemberdayaan holtikultura menjadi bagian penting untuk bisa mendorong percepatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Khofifah.
Dia berharap, pertanian organik Asosiasi Mitra Tani Unggul bisa menjadi referensi tidak hanya di Jember tapi juga di daerah lain. Mantan Menteri Sosial RI itu juga mengapresiasi langkah asosiasi yang terus mengembangkan berbagai varietas buah baru.
”Apa yang sekiranya bisa memberikan nilai tambah, saya berharap bahwa sinergitas di antara seluruh elemen baik pemprov, pemkab, dan unsur pertanian, bisa terus ditingkatkan,” ucap Khofifah.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Organik Mitra Tani Unggul Jember Asroful Uswatun mengatakan, Asosiasi Mitra Tani Unggul memiliki luas lahan sekitar 103,85 hektare dengan jenis usaha budidaya tanaman buah buahan, penjualan bibit tanaman dan buah segar, sekaligus pembinaan dan konsultasi budi daya tanaman buah.
Uswatun mengatakan, dari lahan 103,85 hektare itu, terdapat varietas atau komoditas unggulan. Di antaranya buah naga merah, putih, oranye, kuning Colombia, dan yellow giant. Alpukat Miki dan Aligator.
Selain itu, terdapat varietas buah lain di antaranya nanas madu Jumbo, srikaya aligator atau jumbo, durian duri hitam, durian musang king, durian kanjau, hingga durian bawor. Terdapat pula varietas mangga garifta merah dan oranye, manggis, jambu kristal putih dan merah.
Dia menjelaskan, komoditas yang menjadi primadona adalah buah naga merah, alpukat miki dan jambu, dengan income per tahun kurang lebih hingga 2 millar tergantung kondisi cuaca dan permintaan pasar.
Dia menambahkan, seluruh komoditas di Mitra Tani Unggul memiliki pasar favorit baik dalam maupun luar negeri. Seperti Eropa meliputi Belanda, Jerman, Italia, Rusia, Prancis, dan Inggris. Juga terdapat permintaan dari negara Dubai, Singapura, hingga Malaysia.
”Saat ini, kami terus memperluas ekspor hingga Jepang, Tiongkok, Amerika, dan Australia. Kami menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang terus memberikan bantuan seperti Cold Storage, expo hingga pemberian bimbingan teknis dan sertifikasi,” tutur Asroful Uswatun. (jpg/fajar)