Tergoda Dukun Penggandaan Uang, Sejumlah Pasutri Jadi Korban Pembunuhan Berantai Mbah Slamet

  • Bagikan
Pasutri Lampung Suheri dan Riani menjadi korban pembunuhan dukun Mbah Slamet. (IST)

Keluarga mengungkap pesan terakhir Dewi yang berpamitan ke Banjarnegara untuk mengambil uang.

“November tanggal 21 atau 22, dia pamit sama menantu (istri Okta, Vina) dan anaknya yang kecil, Claudy. Pamit mau ke Banjarnegara,” kata kakak kandung Theresia, Yusuf Edi Gunawan (64) ditemui wartawan di Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Magelang, Sabtu (8/4/2023).

Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto saat konferensi pers di Polres Banjarnegara, Senin (3/4/2023) membeberkan kronologi terungkapnya kasus pembunuhan berantai ini.

Dalam laporan ke polisi pada 27 Maret 2023 lalu, kata dia, GE mengaku diajak ayahnya untuk bertemu dengan seseorang di Banjarnegara pada bulan Juli 2022 dengan menggunakan bus dari Sukabumi menuju Wonosobo.

Sesampainya di Wonosobo, PO dan GE bertemu dengan tersangka Mbah Slamet (45) atau Slamet Tohari yang selanjutnya mengajak mereka ke rumahnya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jateng.

Ketika berada di rumahnya, tersangka Mbah Slamet mengajak PO masuk ke dalam salah satu ruangan, sedangkan GE diminta menunggu di luar. Tidak ada kejadian pembunuhan saat itu.

Selanjutnya pada tanggal 20 Maret 2023, PO kembali berangkat ke Banjarnegara seorang diri untuk bertemu tersangka Mbah Slamet dengan menggunakan kendaraan Wuling warna hitam.

Sesampainya di Banjarnegara pada tanggal 23 Maret 2023 atau setelah menempuh perjalanan 3 hari dari Sukabumi, PO sempat chat WhatsApp dengan anaknya yang lain yakni SL yang merupakan adik GE.

Dalam pesan tersebut, PO menuliskan jika sedang di rumah tersangka Mbah Slamet dan meminta anaknya berjaga-jaga seandainya dia berumur pendek atau tidak ada kabar hingga hari Minggu (26/3).

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan