Indonesia Lepas dari Sanksi Berat, Erick Thohir: FIFA Minta Buktikan Tranformasi Sepakbola Indonesia

  • Bagikan
Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir dan Presiden FIFA Gianni Infantino

“Lalu Presiden Gianni tentu senang, melihat negara sebesar Indonesia yang punya potensi sepakbola luar biasa, jumlah penduduk besar, dan perekonomian yang stabil mau melakukan transformasi. Presiden Gianni pun menyampaikan pencabutan sanksi atas Indonesia. Kalau tidak salah dari Mexico pada tahun yang sama,” ungkapnya.

Sebelum transformasi sepakbola Indonesia terlaksana, muncullah Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang dengan jumlah korban tewas sebanyak 135 orang.

“Di sini pun, Presiden Gianni tetap bicara, beliau mau membantu sepakbola Indonesia, seperti Komitmen dulu (2016). Tetapi Indonesia-nya mau gak berubah? Apa komitmen Indonesia,” jelasnya.

Usai pertemuan Erick dengan Gianni untuk kedua kalinya di Doha pada 2022 itu, Presiden FIFA tersebut akhirnya mengunjungi Indonesia, dan bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo.

Tujuannya sebagai bukti FIFA bersedia mendampingi Indonesia dalam melakukan transformasi.

Setelah masalah itu selesai, muncul lagi penolakan sebagian orang terhadap pelaksanaan Piala Dunia U20 di Indonesia. Penolakan ini mendorong FIFA untuk membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah.

Untuk ketiga kalinya, Erick pun diminta untuk mendatangi FIFA. Target negosiasi kali ini adalah mencegah Indonesia diberi sanksi berat seperti 2015.

Erick menyebutkan, inilah negosiasi yang terberat dibandingkan dua negosiasi terdahulu.

Alasannya karena Presiden FIFA itu terus mendesak bukti bahwa transformasi sepakbola di Indonesia sudah dilakukan.

“Saat itu, saya sudah menjadi Ketum PSSI. Dan ini menjadi terberat. Apa artinya? Ini berarti ada penekanan bahwa kita sudah terlalu sering minta tolong kepada FIFA, tetapi keseriusan kita melakukan transformasi belum terbukti sama sekali,” tuturnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan