Dia menyebut Labay ada dalam hidup Hamka sejak kecil sampai memasuki usia dewasa. Labay bahkan ada disaat Hamka mengalami pergolakan cukup serius dalam hidupnya.
Ben Kasyafani menegaskan bangga sekali bisa dililatkan dalam film Buya Hamka meskipun dalam prosesnya ia mengalami sejumlah tantangan. Tantangan yang dirasakan Ben, terletak pada dialek dan bahasa Minang yang digunakan. Karena bahasanya menggunakan bahasa pada tahun Hamka hidup.
"Secara look juga beda,kalau di film ini aku pakai kumis.Saat syuting aku tinggalkan anak selama 2 minggu," katanya. (JPC)