Netanyahu Larang Pemukim Israel Masuk Al Aqsa, Menterinya Sebut Kesalahan Serius

  • Bagikan
Haram al-Sharif, tempat Masjid Al Aqsa (kubah hijau) dan Dome of Rock (kubah emas) berada. Foto: visitmasjidalaqsa

FAJAR.CO.ID -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memutuskan untuk menghentikan pemukim Israel masuk ke komplek Masjid Al-Aqsa di wilayah pendudukan Yerusalem Timur. Keputusan ini menimbulkan silang pendapat dengan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan keputusan tersebut diambil menyusul "penilaian komprehensif" atas situasi keamanan di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Keputusan untuk menghentikan pemukim Israel masuk ke komplek Masjid Al-Aqsa berlaku hingga akhir Ramadan.

Netanyahu mengambil keputusan tersebut setelah Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir bersama sejumlah kepala badan keamanan Israel melakukan kunjungan ke kawasan.

Keputusan itu menyatakan bahwa pengunjung Yahudi dan wisatawan dilarang "mendatangi Bukit Bait Suci (komplek Masjid Al-Aqsa) hingga akhir Ramadan.

Hanya saja, menurut Ben-Gvir, keputusan tersebut adalah "kesalahan serius yang tidak akan membawa perdamaian, sebaliknya dapat berisiko meningkatkan gangguan situasi keamanan lebih jauh."

Pada Selasa (11/4), hampir 800 pemukim Yahudi memaksa masuk ke komplek Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan ketat pasukan Israel. Mereka berencana memperingati hari Paskah Yahudi.

Akibat serangan pasukan Israel ke warga Palestina yang sedang beribadah dengan menyerbu komplek Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, ketegangan meningkat di seluruh wilayah Palestina.

Penyerbuan Israel ke dalam masjid memicu serangan roket dari Jalur Gaza dan Lebanon. Serangan roket tersebut juga dibalas dengan serangan udara dan artileri oleh Israel.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan