FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Rupiah belakangan ini menunjukkan tren poisitif. Perdagangan hari ini, kembali menguat 40 poin. Yakni di level Rp14.704 per dolar Amerika Serikat (AS).
“Dalam penutupan pasar akhir pekan, mata uang rupiah ditutup menguat 40 poin, walaupun sebelumnya sempat menguat 80 poin di level Rp14.704 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.745,” kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi melalui keterangan resmi, Jumat (14/4/2023).
Ibrahim mengatakan, menguatnya rupiah hari ini tak lepas dari Indeks harga produsen (PPI) untuk permintaan akhir turun 0,5% bulan lalu. Dalam 12 bulan hingga Maret, PPI meningkat 2,7%.
“Itu adalah kenaikan tahun-ke-tahun terkecil sejak Januari 2021 dan mengikuti kenaikan 4,9% di bulan Februari,” jelasnya.
Hal itu kata dia terjadi setelah data inflasi indeks harga konsumen CPI pada hari Rabu mencapai 5% year-on-year di bulan Maret, turun dari 6% di bulan Februari.
“Inflasi inti - yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak - meningkat menjadi 5,6%, dari 5,5% bulan sebelumnya,” ujarnya.
Pedagang berjangka dana Fed memperkirakan suku bunga acuan Fed mencapai puncaknya di 5,01% pada bulan Juni, dari 4,830% sekarang, sebelum jatuh kembali ke 4,34% pada bulan Desember. Rilis ekonomi utama AS berikutnya adalah penjualan ritel pada hari Jumat, yang akan dianalisis untuk mengetahui bagaimana inflasi memengaruhi pengeluaran konsumen.
Data lain, pada hari Kamis menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat lebih dari yang diharapkan minggu lalu, tanda lebih lanjut bahwa kondisi pasar tenaga kerja mengendur karena biaya pinjaman yang lebih tinggi mengurangi permintaan dalam perekonomian.