Gerhana Matahari Hibrida 20 April, Kemenag Imbau Masyarakat Perbanyak Istighfar, Zikir, dan Takbir

  • Bagikan
Gerhana matahari dalam fase cincin beberapa waktu lalu, dipotret dari Balikpapan, Kalimantan Timur. (Novi Abdi/Antara)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Gerhana Matahari atau Kusuf as-Syams diprediksi terjadi pada 20 April 2023. Berbarengan dengan terjadinya fenomena alam tersebut, Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau masyarakat untuk melaksanakan salat kusuf.

Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin menjelaskan bahwa berdasarkan data astronomis, Gerhana Matahari Hibrida akan terjadi di wilayah Indonesia (kecuali sebagian wilayah utara Provinsi Aceh).

"Insya Allah, pada 20 April 2023, bertepatan 29 Ramadan 1444 H, akan terjadi Gerhana Matahari Hibrida di seluruh wilayah Indonesia,” terang Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin di Jakarta, Selasa (18/4).

Kamaruddin mengajak umat Islam untuk melaksanakan Salat Gerhana Matahari atau Salat Kusuf, sesuai tuntunan syariah dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. "Kami juga mengimbau masyarakat untuk bertakbir, memperbanyak zikir, istighfar, sedekah dan amal saleh lainnya, serta mendoakan kesejahteraan dan kemajuan bangsa," sambungnya.

Sebagai informasi, Gerhana Matahari Hibrida terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi berada tepat segaris. Gerhana Matahari Hibrida terdiri atas dua tipe Gerhana yakni Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Total.

Di tempat tertentu, piringan bulan teramati dari Bumi lebih kecil dari piringan Matahari. Hal ini membuat Matahari tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya.

Sementara di tempat lainnya, piringan Bulan teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari. Dari sisi yang lainnya ini, Matahari akan terlihat seakan-akan tertutupi Bulan. Kamaruddin menambahkan, Gerhana Matahari Hibrida di Indonesia terjadi paling awal di Jawa Barat, pada pukul 09.26 WIB. Adapun waktu kontak paling akhir akan terjadi di Papua pada pukul 15.30 WIT.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan