"Melihat situasi tersebut, penyerangan ini direncanakan oleh KKB. Dalam konteks pertahanan TNI, itu dapat diartikan sebagai ultimatum perang," ungkap Simon.
Sementara, lanjut Simon, dalam konteks terorisme maka tindakan penyerangan oleh KKB telah menimbulkan rasa tidak aman dan ancaman. Oleh karena itu, dia sepakat apabila TNI menerapkan siaga tempur.
"TNI harus benar-benar mempersiapkan diri dan memperhitungkan dengan matang setelah menetapkan status siaga tempur," kata Simon.
TNI harus memperhatikan konsekuensi terhadap geopolitik dan pendekatan lain yang telah dilakukan oleh pemerintah. "Artinya, TNI harus terus berkoordinasi dengan stakeholders (pemangku kepentingan) lainnya dalam rangka melakukan operasi dalam status siaga tempur ini," kata Simon. (ant/jpnn/fajar)