“Kalau dalam langkah awal ini tentunya terkait apa yang disampaikan presiden FIFA ya terkait dengan masa depan sepak bola kita pasca Kanjuruhan ini menjadi kepastian hukum pasca Kanjuruhan itu penting. Kasus ini sudah selesai atau belum ini jangan sampai jadi batu sandungan kalau menurut hukum Sudah selesai belum tentu menurut masyarakat sepak bola kan begitu,” urainya.
Richard menuturkan kasus Kanjuruhan harus menjadi perhatian bersama dan jadi atensi khusus bagi PSSI dan juga pemerintah. Oleh karenanya permasalahan hukum tersebut harus tuntas.
“Masyarakat sepak bola sudah selesai tapi belum tentu dengan stakeholder nya yang lain misalnya begitu. Jadi harus semuanya clear dari pihak pemerintahnya dari hukumnya dari masyarakat olahraga nya, dari masyarakat suporternya harus clear tuh semuanya baru langkah selanjutnya bisa jalan. Tapi kalau ini kerikil-kerikil ini belum selesai inkrah katakan pasti ada percikan-percikan,” katanya.
Di satu sisi, Richard percaya dengan segudang pengalaman Erick Thohir dalam dunia sepak bola, mampu membenahi benang kusut yang terjadi dalam wajah sepak bola tanah air.
“Kalau bicara leadership Erick Thohir pasti punya dasar dan dia punya kemampuan hal itu,” tukas Richard.
Sebelumnya, Indonesia dalam dua bulan terakhir setelah dipimpin Erick Thohir, rangking Indonesia saat ini menempati ranking 149 FIFA. Erick Thohir, mematok 'Merah Putih' bisa menduduki peringkat 45.
Harapan tersebut disampaikan oleh Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga. Target prestasi sepak bola Indonesia itu sejalan dengan target ekonomi.