FAJAR.CO.ID -- Gerhana Matahari hibrida akan terjadi pada Kamis (20/4) hari ini. Fenomena langka astronomi ini dapat disaksikan di beberapa tempat. Namun, tidak semua daerah di Indonesia akan mengalami Gerhana Matahari Total. Beberapa wilayah hanya akan mengalami Gerhana Matahari Sebagian.
Gerhana Matahari Hibrida merupakan fenomena Gerhana Matahari Total dan Gerhana Matahari Cincin yang terjadi secara berurutan dalam satu fenomena gerhana.
Gerhana Matahari merupakan peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bulan, sehingga tidak semuanya sampai ke bumi. Peristiwa ini terjadi akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan dan hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya.
Sebaliknya, gerhana bulan adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan dan selalu terjadi pada saat fase purnama.
"Gerhana Matahari Hibrida terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil daripada piringan matahari dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi sama dengan piringan matahari," tulis BMKG melalui laman resminya.
Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, matahari seakan-akan tertutupi bulan.
Sehingga Gerhana Matahari Hibrida terdiri dari dua tipe gerhana, Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Total. Terdapat tiga macam bayangan bulan yang terbentuk saat GMH, yaitu antumbra, penumbra, dan umbra.
"Di wilayah yang terlewati antumbra, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Cincin. Sementara di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramatinya berupa Gerhana Matahari Sebagian. Kemudian di daerah tertentu lainnya yang terlewati umbra, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Total," penjelasan BMKG.
Gerhana Matahari Hibrida pada 20 April 2023 yang melewati wilayah Indonesia berupa Gerhana Matahari Total dan Gerhana Matahari sebagian. Wilayah Indonesia tidak mengalami Gerhana Matahari Cincin. Sebagian wilayah utara Provinsi Aceh tidak akan mengalami gerhana.
Gerhana Matahari Sebagian dapat disaksikan di beberapa wilayah di Indonesia dan gerhana matahari total dapat diamati di Biak dan Pulau Kisar.
Fenomena gerhana matahari juga dapat dipantau di Sulsel. Melansir laman resmi BMKG, gerhana di Sulawesi Selatan akan dimulai pada pukul 10.40 Wita, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.11 Wita, dan gerhana berakhir pada pukul 13.45 Wita. Durasi gerhana yang teramati di Sulawesi Selatan rata-rata adalah 3 jam 4 menit.
Gerhana Matahari Hibrida di Indonesia terjadi paling awal di Jawa Barat, pada pukul 09.26 WIB. Adapun waktu kontak paling akhir akan terjadi di Papua pada pukul 15.30 WIT.
Perlu dicatat, jika ingin melihat langsung Gerhana Matahari harus menggunakan perlindungan mata yang tepat karena radiasi dari matahari bisa merusak mata. Sehingga dianjurkan untuk menggunakan kacamata khusus ataupun menyaksikannya secara langsung di live streaming BMKG. (fajar/jawapos)