Siaga Tempur, Laksda Julius Widjojono Minta Kelompok Separatis Teroris Papua untuk Letakkan Senjata

  • Bagikan
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono dalam konferensi pers di Balai Wartawan Puspen TNI Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (16/4/2023). (ANTARA/Tri Meilani Ameliya)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono meminta kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau kelompok separatis teroris (KST) untuk meletakkan senjata dan segera menyerahkan pilot pesawat Susi Air Philips Mark Merthens.

"Jadi, kepada saudara saya yang masih di gunung, silakan meletakkan senjata dan serahkan pilot Susi Air," ujar Julius di Mabes TNI, Jumat (21/4).

Hal ini dinilai akan membangun Papua menjadi lebih humanis lagi. Sebab, Julius percaya dengan kekayaan alam Papua yang sudah melimpah dan kesederhanaan penduduknya dapat membawa Papua menjadi lebih makmur lagi.

"Saya yakin dengan kekayaan alam Papua yang melimpah dan penduduk Papua yang sederhana, tidak hedonis, tidak macam-macam pasti akan lebih makmur," tambah Julius.

Julius menjelaskan TNI sudah melakukan negosiasi melalui pemuka adat dan kepala pemerintah setempat. Menurut dia, langkah ini diambil agar tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan.

Kemudian, TNI juga mengedepankan pendekatan halus (soft approach) untuk membebaskan pilot Susi Air. Namun, kata Julius, para KKB justru yang pertama kali menyerang Pos Militer Mugi di Kabupaten Nduga.

"Yang meletuskan bukan dari kami, dari mereka. Itu perlu digarisbawahi, letusan pertama bukan dari TNI. Bukan TNI menyerang mereka, tapi mereka menyerang TNI," ungkap Julius.

Akibatnya, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono di Timika, Papua, mengumumkan penerapan operasi siaga tempur di daerah-daerah rawan di Papua pada Selasa (18/4). Pasalnya, Yudo tidak ingin lagi ada korban yang berjatuhan baik itu prajurit ataupun masyarakat.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan