FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Peneliti senior Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin ikut bersuara terkait polemik 1 Syawal dengan Muhammadiyah.
Thomas Djamaluddin terseret masalah juniornya di BRIN yaitu Andi Pangerang Hasanuddin yang sempat mengancam ‘menghalalkan darah Muhammadiyah’.
Thomas menjelaskan awal mula dirinya mengunggah status di akun Facebook yang terkait dengan penetapan Idul Fitri 1444 hijriah atau 1 Syawal 1444 H.
Berikut ini bunyi status Facebook Thomas yang berujung perdebatan Andi Pangerang dengan pemilik akun Ahmad Fausan S: “Dua pertanyaan yg ditanyakan setelah Sidang Isbat kemarin, 20 April 2023. 1. Mengapa dengan hilal yang tidak mungkin dirukyat, masih dilaksanakan kegiatan rukyat di banyak titik?; 2. Mengapa perlu diadakan sidang isbat? Sementara beberapa tokoh Muhammadiyah mengusulkan sidang isbat ditiadakan. Ini jawaban saya,” tulis Thomas seperti dilihat Selasa (25/4/2023).
Dalam unggahan itu, Thomas menyertakan tautan artikel yang memuat penjelasannya.
Thomas mengatakan, lalu ada pemilik akun Aflahal Mufadilah yang menulis di kolom komentar,
‘Akhirnya hanya tanya, kurang bijaksana apa pemerintah kita? Di tengah perbedaan yang melanda, sebab segelintir umat Islam memilih teguh berbeda, pemerintah jua masih menyeru semua bertenggang rasa’.
Thomas mengaku menanggapi komentar pemilik akun Aflahal Mufadilah dengan kalimat, ‘Ya. Sudah tidak taat keputusan pemerintah, eh masih minta difasilitasi tempat Salat Id. Pemerintah pun memberikan fasilitas.’